
![]() |
Mahasiswa Tak Lagi Berpikir Kritis? Murni Parembai Bongkar Masalahnya! |
NARASIRAKYAT – Dalam refleksi peringatan 26 tahun Reformasi 1998, akademisi dan pemerhati pendidikan, Murni Parembai, SS. M.Ag, menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap kondisi kampus masa kini yang dinilai kehilangan “ruh” intelektualnya. Dalam tulisannya berjudul "Merebut Kembali Ruh Kampus: Meneruskan Nafas Reformasi dalam Dunia Akademik", ia mengajak civitas akademika untuk menghidupkan kembali semangat perubahan melalui kampus sebagai pusat gagasan dan pembentukan karakter.
Menurut Murni, reformasi bukan hanya momen historis, melainkan amanah berkelanjutan yang harus dijaga di ruang-ruang akademik. Namun saat ini, kampus lebih mirip kantor birokrasi, bukan lagi rumah idealisme. Mahasiswa datang hanya untuk kuliah lalu pergi, tanpa ikatan emosional atau interaksi intelektual.
Ia juga menyoroti minimnya sarana kampus, seperti perpustakaan, ruang diskusi, dan fasilitas olahraga yang tak dimanfaatkan optimal. Ditambah lagi, budaya digital yang serba instan telah mengikis makna proses belajar, digantikan dengan hasil cepat saji.
Murni menegaskan bahwa mahasiswa adalah agen perubahan, bukan sekadar penerima gelar. Ia mengajak semua pihak untuk membentuk ulang wajah kampus — tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara kultural. Kampus, katanya, harus menjadi tempat penghargaan terhadap karya, bukan hanya tempat penghakiman nilai.
5 Fakta Menarik:
-
Reformasi 1998 dipandang sebagai warisan dan amanah, bukan hanya sejarah.
-
Mahasiswa kehilangan ruang hidup intelektual, disebabkan minimnya fasilitas dan atmosfer kampus yang kering.
-
Peran AI dan budaya instan disebut sebagai penyebab menurunnya kualitas proses berpikir mahasiswa.
-
Kampus dinilai telah bergeser menjadi institusi birokratis, bukan lagi pusat idealisme dan perjuangan gagasan.
-
Murni Parembai menyerukan pembentukan ulang wajah kampus, baik dari sisi infrastruktur maupun budaya akademik.
“Kampus yang hidup adalah kampus yang pikirannya tidak sunyi, yang pertanyaannya tak pernah padam, dan yang ruang belajarnya penuh semangat membangun bangsa.”