
![]() |
Penulis : Indragandi Mahasiswa UMS Rappang |
NARASIRAKYAT --- Pasar Rappang, pusat ekonomi Kabupaten Sidrap, kembali disorot akibat masalah klasik: tumpukan sampah. Meski pengelola pasar dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah rutin melakukan pengangkutan sampah satu hingga dua kali sehari, bau menyengat dan sisa-sisa sampah kerap masih terlihat di sejumlah sudut pasar.
Pedagang lama seperti Ibu Juriah mengaku kondisi sudah jauh lebih baik dibanding dulu. “Kalau menumpuk, langsung diangkut. Tapi tetap saja, kalau telat ya mengganggu,” ujarnya. Senada, pengunjung seperti Ibu Mariani menilai pasar kini lebih bersih, tapi menyayangkan masih banyak warga luar pasar yang menjadikan pasar sebagai tempat pembuangan sampah karena minimnya tempat sampah di wilayah mereka.
Pengelola pasar, Bapak Maming, menegaskan bahwa tidak ada kendala berarti dalam pengelolaan. “Kami rutin bekerja sama dengan DLH. Tapi masyarakat juga harus sadar, pasar ini bukan tempat sampah umum,” jelasnya.
Masalah ini menjadi pengingat bahwa pengelolaan sampah butuh partisipasi semua pihak. Tanpa kesadaran kolektif, tumpukan sampah bukan hanya merusak estetika, tetapi juga mencerminkan kepedulian kita terhadap lingkungan.