
![]() |
Nur Rahman Haryadi, Wakil Sekretaris Jenderal 1 DEMA UIN Alauddin Makassar. |
NARASIRAKYAT, Makassar — Wacana penambahan Artificial Intelligence (AI) ke dalam kurikulum pendidikan nasional menuai sorotan dari berbagai kalangan, termasuk dari Nur Rahman Haryadi, Wakil Sekretaris Jenderal 1 DEMA UIN Alauddin Makassar. Ia menilai langkah pemerintah tersebut tergesa-gesa dan berisiko menimbulkan kesenjangan pendidikan, terutama di wilayah pelosok yang belum merata secara infrastruktur.
Lima Fakta Menarik:
-
Wapres Gibran Usulkan AI: Wapres RI Gibran Rakabuming Raka mengusulkan wacana AI sebagai bagian dari kurikulum pendidikan nasional beberapa bulan lalu.
-
Ketimpangan Pendidikan: Sarana dan prasarana pendidikan di daerah terpencil dinilai belum memadai untuk menunjang pembelajaran teknologi canggih seperti AI.
-
Krisis Moral Pelajar: Nur Rahman juga menyoroti krisis etika dan moral di kalangan pelajar yang justru lebih mendesak untuk dibenahi.
-
Potensi Penyalahgunaan AI: AI berpotensi disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk membuat konten manipulatif.
-
Ancaman terhadap Lapangan Kerja: Kehadiran AI dinilai dapat menggantikan peran manusia, termasuk profesi seperti jurnalis dan penulis.
"Kemajuan teknologi adalah keniscayaan, namun arah dan dampaknya bergantung pada kesiapan, etika, dan kebijaksanaan kita dalam menghadapinya. Mari ciptakan pendidikan yang merata, bermoral, dan berdaya saing tinggi menuju Indonesia Emas."