
Jumat, 27 Juni 2025 / 1 Muharram 1447 H
✍️ Oleh: Hendra Rahman
Mahasiswa Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi UNISSULA
Relawan, Pilar Utama Organisasi Keislaman
Dalam setiap gerakan dakwah, sosial, dan kemanusiaan, relawan menjadi ujung tombak. Mereka menyumbangkan waktu, tenaga, dan ide secara sukarela demi keberhasilan misi organisasi. Tanpa mereka, banyak program keislaman tidak akan berjalan optimal. Maka, loyalitas relawan adalah aset yang tidak ternilai dan perlu dijaga secara sistematis.
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa…” (QS. Al-Maidah: 2)
Tantangan: Turnover Tinggi dan Rendahnya Retensi
Banyak organisasi menghadapi masalah turnover relawan yang tinggi. Relawan mundur sebelum masa tugas berakhir. Penyebabnya antara lain:
-
Beban kerja yang tidak proporsional
-
Kurangnya penghargaan
-
Konflik nilai dan kebijakan internal
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani)
Strategi Retensi Relawan:
1. Apresiasi yang Konsisten
Pengakuan atas kontribusi tidak cukup hanya saat event besar. Sertifikat, ucapan terima kasih, spotlight di newsletter, atau postingan di media sosial bisa memberi efek positif besar.
“Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya.” (QS. Az-Zalzalah: 7)
2. Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan
Libatkan relawan dalam perencanaan strategis, bukan sekadar pelaksana. Rasa memiliki (ownership) akan tumbuh saat ide mereka dihargai.
“Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim)
3. Pelatihan dan Pengembangan Kapasitas
Adakan pelatihan berkala: manajemen event, kepemimpinan, dan spiritualitas. Relawan yang berkembang akan lebih termotivasi.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.” (QS. Al-‘Alaq: 1)
4. Konsistensi Nilai Islam
Ukhuwah, amanah, dan maslahat harus nyata dalam budaya kerja. Jika hanya menjadi jargon, relawan cepat kehilangan keterikatan spiritual.
“Sesungguhnya Allah memerintahkan (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan…” (QS. An-Nahl: 90)
Pendekatan Psikologis dan Organisasi
-
Herzberg: Kombinasi hygiene factor (struktur, alat kerja) dan motivator (pengakuan, makna kerja).
-
Social Exchange Theory: Relawan akan bertahan jika merasa mendapat manfaat (materi/non-materi) yang setara dengan pengorbanannya.
-
Learning Organization (Senge): Sharing session dan mentoring memperkuat transfer pengetahuan dan rasa kepemilikan.
-
Meyer & Allen’s Commitment Model: Tiga pilar—afektif (ikatan emosional), kontinuan (biaya kehilangan), dan normatif (rasa kewajiban)—harus ditargetkan bersama.
Langkah Konkret untuk Organisasi Keislaman
-
Volunteer of the Month: Sertifikat dan profil khusus.
-
Forum Diskusi Lintas Proyek: Wadah berbagi ide dan solusi.
-
Pelatihan Triwulanan: Gabungan materi teknis dan spiritual.
-
Relawan Ambassador: Menjembatani relawan dan manajemen.
-
Evaluasi Berkala: Survei dan wawancara untuk perbaikan kebijakan.
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) untukmu…’” (QS. Ibrahim: 7)
“Sesungguhnya setiap dari kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban…” (HR. Muslim)
Loyalitas relawan tidak muncul begitu saja. Ia adalah hasil dari hubungan timbal balik yang sehat, penghargaan yang tulus, dan lingkungan kerja yang mencerminkan nilai-nilai Islam. Maka, mempertahankan relawan bukan tugas HR saja, tapi tanggung jawab seluruh elemen organisasi—dari pimpinan hingga sesama relawan.
Dengan komitmen ini, insya Allah organisasi keislaman akan tumbuh dengan relawan yang loyal, profesional, dan berkarakter.