
![]() |
Presma UINAM Tegaskan Mahasiswa Jangan Jadi Korban Efisiensi Anggaran! |
NARASIRAKYAT --- Pemblokiran dana BLU UIN Alauddin Makassar oleh Kementerian Keuangan sejak Februari 2025 merupakan bentuk kelalaian negara dalam menjamin hak pendidikan warganya. Presiden Mahasiswa UINAM, Muh. Zulhamdi Suhafid, benar ketika menyebut bahwa mahasiswa seharusnya tidak menjadi korban dalam kebijakan efisiensi anggaran yang tidak transparan dan minim akuntabilitas.
Dana BLU yang bersumber dari UKT/BKT mahasiswa adalah uang publik, bukan milik kementerian. Ketika akses terhadapnya diblokir tanpa solusi, kegiatan akademik lumpuh, organisasi mati suri, bahkan fasilitas kampus tak berjalan. Di saat yang sama, pemerintah justru menurunkan kuota KIP-K dari 700 menjadi 400 orang. Ini bukan sekadar pengurangan angka—ini pemutusan harapan bagi 300 anak bangsa.
Apa arti pendidikan sebagai pilar kemajuan jika negara sendiri tidak hadir saat anak-anak muda ingin menuntut ilmu? Kalau negara ingin efisien, efisienlah pada hal-hal yang tidak menyentuh masa depan bangsa. Jangan potong di tempat paling rawan: kampus, beasiswa, dan semangat belajar.
Jika Kementerian Keuangan terus bungkam dan tidak segera membuka blokir BLU, maka gerakan mahasiswa bukan hanya sah, tapi juga wajib. Karena suara mahasiswa bukan sekadar tuntutan, tapi alarm moral: ada yang tidak beres dalam tata kelola keuangan pendidikan kita.