
![]() |
Aksi Keluarga Mahasiswa Sidenreng di DPRD Sidrap Tegaskan Suara Reformasi Serta Isu Kedaerahan |
NARASIRAKYAT, SIDRAP — Suasana depan Kantor DPRD Kabupaten Sidenreng Rappang pada Rabu (3/9/2025) dipenuhi teriakan mahasiswa yang menuntut perubahan. Keluarga Mahasiswa Sidenreng (KMS) menggelar aksi dengan mengusung grand isu “Reformasi Belum Usai: Jalankan 17+8 Tuntutan Rakyat”.
Aksi ini bukan hanya menyuarakan problem nasional, tetapi juga menyoroti berbagai persoalan daerah, dari meningkatnya kasus HIV/AIDS hingga proyek Taman Nona Nonae yang mangkrak setelah menghabiskan anggaran miliaran rupiah.
Menurut KMS, meski Indonesia telah 80 tahun merdeka, makna kemerdekaan seakan hanya dinikmati segelintir elit dan oligarki. Mahasiswa menilai, rakyat masih dibelenggu berbagai persoalan struktural yang menghambat terwujudnya keadilan sosial.
Jenderal Lapangan, Muh. Aslan, menegaskan semangat perlawanan itu bersumber dari warisan intelektual tokoh Sidrap, Nene Mallomo.
“Sebagai keturunan Nene Mallomo, kita wajib menyampaikan gagasan secara ilmiah dan sistematis. Tidak boleh takut kepada siapa pun selama itu demi kepentingan rakyat,” ujarnya lantang.
Meskipun jumlah aparat kepolisian terlihat lebih banyak dibandingkan massa aksi, semangat mahasiswa tidak surut. Mereka tetap berorasi, membawa spanduk, dan menyuarakan aspirasi masyarakat.
Selain tuntutan nasional, KMS juga menyoroti isu lokal:
-
Kasus peningkatan HIV/AIDS setiap tahun yang perlu penanganan serius.
-
Proyek Taman Nona Nonae yang mangkrak dan kini menjadi simbol lemahnya efektivitas pembangunan daerah.
Dalam pernyataannya, KMS menegaskan aksi ini murni gerakan mahasiswa tanpa ada intervensi pihak manapun. Mereka mengajak seluruh elemen bangsa membangun kesadaran kolektif demi Indonesia yang adil dan bermartabat.
5 Fakta Menarik Aksi KMS Sidrap
-
Grand Isu Reformasi – Mengusung tema nasional “Reformasi Belum Usai: Jalankan 17+8 Tuntutan Rakyat”.
-
Warisan Nene Mallomo – Semangat intelektual lokal dijadikan inspirasi perjuangan mahasiswa.
-
Isu Kedaerahan – Fokus pada HIV/AIDS dan proyek Taman Nona Nonae yang mangkrak.
-
Dominasi Aparat – Jumlah aparat lebih banyak dari massa, namun aksi tetap berlangsung damai.
-
Gerakan Independen – Aksi ditegaskan murni dari mahasiswa, tidak ditunggangi kepentingan politik.
Dari Sidrap, suara mahasiswa kembali menggaung: mengingatkan bahwa perjuangan reformasi belum selesai. Selama rakyat masih menanggung ketidakadilan, semangat perubahan tidak boleh padam. Karena Indonesia Emas hanya bisa dicapai jika semua elemen bersatu, bukan Indonesia Cemas yang penuh ironi.