• Jelajahi

    Copyright © NARASI RAKYAT
    Best Viral Premium Blogger Templates


     


     

     



     

     



     


     


     


     

     


    Iklan

    Kebijakan Kampus Dinilai Keliru, Ini Tanggapan Pedas Mendagri DEMA UINAM!

    Satry Polang
    Selasa, 20 Mei 2025, Mei 20, 2025 WIB Last Updated 2025-05-20T13:52:52Z
    masukkan script iklan disini
    banner 728x250

    Kebijakan Kampus Dinilai Keliru, Ini Tanggapan Pedas Mendagri DEMA UINAM!


    NARASIRAKYAT  – Menteri Dalam Negeri Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Alauddin Makassar, Muh. Muslim Muchsi, menyuarakan kritik keras terhadap kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan kampus UINAM. Ia menilai kebijakan tersebut menyimpang dari Surat Edaran Sekjen Kementerian Agama Nomor SE.12 Tahun 2025, terutama karena pemangkasan anggaran lembaga kemahasiswaan hingga 0%.


    “Efisiensi anggaran seharusnya menjadi instrumen pemulihan ekonomi nasional. Namun jika pelaksanaannya justru melemahkan lembaga kemahasiswaan, itu adalah bentuk kekeliruan,” ujar Muslim. Ia menekankan bahwa lembaga kemahasiswaan adalah pilar penting dalam pengembangan karakter dan potensi mahasiswa.


    Muslim juga menyoroti bahwa dalam 12 poin SE.12/2025, tidak ada satu pun yang mengamanatkan efisiensi terhadap dana kelembagaan mahasiswa. Oleh karena itu, ia mempertanyakan arah kebijakan pimpinan kampus yang tidak sinkron dengan instruksi Kemenag RI.


    “Prestasi kampus banyak lahir dari rahim lembaga kemahasiswaan. Kalau ruang-ruang itu dimatikan dengan kebijakan sepihak, ini bukan efisiensi, tapi pengerdilan kapasitas mahasiswa,” tegasnya.


     5 Fakta Menarik:

    1. Dana lembaga kemahasiswaan UINAM dipangkas hingga 0%, meski tidak disebut dalam SE.12 Tahun 2025.

    2. Mendagri DEMA UINAM kecam kebijakan kampus, menyebutnya tidak sesuai dengan arahan resmi dari Kemenag RI.

    3. 12 poin dalam SE.12/2025 tak satupun menyentuh dana kelembagaan mahasiswa, menunjukkan kemungkinan pelanggaran kebijakan.

    4. Lembaga kemahasiswaan disebut sebagai motor prestasi kampus, bukan beban anggaran.

    5. Kebijakan ini dinilai menciptakan inkonsistensi antara pusat dan kampus, mencoreng kredibilitas manajemen pendidikan tinggi Islam.


    “Efisiensi bukan berarti mematikan potensi—justru saat anggaran terbatas, inovasi dan keberpihakan kepada ruang pengembangan mahasiswa harus diperkuat, bukan dilumpuhkan.”

    Komentar

    Tampilkan