
![]() |
Aksi Demo Mahasiswa Sidrap Tetap Kondusif! Begini Faktanya |
NARASIRAKYAT, Sidrap, 1 September 2025 – Hari kedua aksi unjuk rasa gabungan mahasiswa di Kabupaten Sidrap berlangsung dalam suasana yang relatif adem dan sejuk. Meski sempat terjadi pembakaran ban di depan gedung DPRD Sidrap, aksi berjalan kondusif berkat pengawalan penuh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sidrap.
Sejak start di Bundaran Jam Kota Pangkajene hingga menuju gedung DPRD Sidrap, jajaran Forkopimda mendampingi mahasiswa dengan baik. Hadir langsung Bupati Sidrap H. Syaharuddin Alrif, Kapolres Sidrap AKBP Dr. Fantry Taherong, Dandim 1420 Letkol Inf Awaloeddin, serta Ketua DPRD Takyuddin Masse bersama sejumlah anggota dewan.
Bupati Sidrap memberikan apresiasi besar kepada mahasiswa yang mampu menjaga kondusivitas selama aksi.
“Kami apresiasi adek-adek mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi dengan adem dan sejuk. Saya bersama Ketua DPRD Sidrap siap menandatangani pernyataan aspirasi yang akan disampaikan,” tegasnya.
Ia menambahkan, meskipun ada aksi unjuk rasa, aktivitas masyarakat tetap berjalan aman dan lancar. “Kami salut untuk adek-adek mahasiswa. Harapan kami, Sidrap selalu aman dan damai. Saromase,” ujarnya penuh harap.
Tuntutan Mahasiswa dalam Aksi Hari Kedua
-
Pencabutan mandat anggota DPRD yang dinilai berkomunikasi buruk.
-
Penolakan pengesahan tunjangan DPR RI.
-
Desakan reformasi kepolisian.
-
Peningkatan kesejahteraan guru.
-
Penyampaian aspirasi ke pusat terkait evaluasi kebijakan nasional seperti UU Perampasan Aset.
5 Fakta Menarik Aksi Mahasiswa Hari Kedua
-
Forkopimda turun langsung mengawal aksi, jarang terjadi di daerah lain.
-
Bundaran Jam Pangkajene jadi titik awal aksi, ikon kota yang dipilih mahasiswa sebagai simbol perlawanan damai.
-
Meski ada pembakaran ban, suasana tetap terkendali tanpa kericuhan.
-
Bupati dan Ketua DPRD bersedia menandatangani aspirasi, menunjukkan komitmen pemerintah daerah mendengar suara mahasiswa.
-
Aksi ini menjadi contoh model unjuk rasa damai: aspirasi tersampaikan, masyarakat tetap beraktivitas aman.
“Demokrasi sejati bukan diukur dari kerasnya teriakan, melainkan dari seberapa bijak pemimpin mendengar dan seberapa dewasa rakyat menyampaikan.”