• Jelajahi

    Copyright © NARASI RAKYAT
    Best Viral Premium Blogger Templates


     


     


     

    Iklan

    Tere Liye: “Problem Terbesar Pendidikan Kita Bukan Laptop, Tapi Guru Berkualitas”

    Satry Polang
    Senin, 15 September 2025, September 15, 2025 WIB Last Updated 2025-09-15T20:32:33Z
    masukkan script iklan disini
    banner 728x250

    Tere Liye: “Problem Terbesar Pendidikan Kita Bukan Laptop, Tapi Guru Berkualitas”



    NARASIRAKYAT, Jakarta – Penulis ternama Tere Liye kembali melontarkan kritik tajam terhadap kondisi pendidikan nasional. Melalui akun media sosial resminya, penulis 8 novel serial Anak Nusantara ini menegaskan bahwa inti persoalan pendidikan di Indonesia bukan terletak pada kurikulum baru, perangkat digital, atau proyek-proyek pemerintah, melainkan pada kualitas dan kesejahteraan guru.


    Dalam unggahannya, Tere Liye menyindir kebijakan pendidikan yang sibuk dengan berbagai proyek seperti laptop, televisi, hingga program MBG, sementara inti masalah dibiarkan.

    “Sakitnya jantung, dikasih obat panu,” tulisnya menohok.
    “Percayalah, kamu kirim seluruh sekolah dengan laptop, layar televisi se-kontainer penuh. Sekali persoalan guru berkualitas ini tidak selesai, KAMU NGIMPI membuat pendidikan nasional berkualitas.”


     20 Tahun Perjalanan, 200.000 Murid, 1.000 Sekolah

    Dalam 20 tahun terakhir, Tere Liye mengaku telah mengunjungi lebih dari 1.000 sekolah di seluruh Indonesia, dari pelosok Papua hingga sekolah elite di kota besar. Ia juga pernah mengajar lebih dari 200.000 murid dalam berbagai sesi pelatihan menulis, mulai dari kelas kecil berisi 20 anak hingga aula dan lapangan luas dengan ribuan peserta.

    Pengalamannya menyaksikan langsung kondisi pendidikan di berbagai daerah membuatnya menyimpulkan satu hal: murid tidak butuh kurikulum yang terus berubah, tetapi guru yang berkualitas dan sejahtera.


     Kritik Tajam: Pendidikan Diproyekkan

    Tere Liye tak ragu menyebut bahwa dalam dua dekade terakhir, kualitas pendidikan Indonesia justru “terjun bebas”. Penyebabnya, menurut dia, karena orientasi kebijakan lebih menekankan proyek daripada solusi fundamental.

    “20 tahun loh, solusi kamu cuma: proyek! proyek! proyek! Pendidikan kok diproyekin. Dan teman-teman kamu gercep banget deh ikutan proyek-proyek ini. Iya, teman-teman parpol kamu yang ikutan bikin dapur MBG!” tulisnya lantang.


     5 Fakta Menarik dari Kritik Tere Liye

    1. Lebih dari 1.000 sekolah pernah menerima paket buku gratis dari Tere Liye selama 20 tahun terakhir.

    2. 200.000 murid pernah belajar menulis bersamanya, dari kelas kecil hingga ribuan peserta di lapangan terbuka.

    3. Tere Liye menilai guru berkualitas dan sejahtera adalah kunci utama kemajuan pendidikan nasional.

    4. Ia menolak anggapan bahwa solusi pendidikan ada pada perangkat digital atau kurikulum baru.

    5. Kritiknya menohok kebijakan pendidikan yang menurutnya lebih sering dijadikan proyek politik dan ekonomi daripada solusi nyata.


    Kritik Tere Liye bukan sekadar keluhan, melainkan jeritan hati yang mewakili banyak guru dan murid di Indonesia. Jika pendidikan benar-benar ingin maju, maka fokus utama harus diarahkan pada guru berkualitas dan sejahtera. Sebab tanpa guru hebat, segala fasilitas hanyalah kemewahan kosong yang tak membawa perubahan.

    Komentar

    Tampilkan