• Jelajahi

    Copyright © NARASI RAKYAT
    Best Viral Premium Blogger Templates


     


     


     

    Iklan

    BEM Universitas Ichsan Sidrap Gelar Diskusi Reflektif “Sumpah Pemuda Realita atau Cita-Cita?”

    Satry Polang
    Selasa, 28 Oktober 2025, Oktober 28, 2025 WIB Last Updated 2025-10-28T11:03:18Z
    masukkan script iklan disini
    banner 728x250

    BEM Universitas Ichsan Sidrap Gelar Diskusi Reflektif “Sumpah Pemuda Realita atau Cita-Cita?”



    NARASIRAKYAT, Sidenreng Rappang, 28 Oktober 2025 --- Dalam momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Ichsan Sidenreng Rappang (UNISAN SIDRAP) menggelar diskusi publik bertajuk “Sumpah Pemuda: Realita atau Cita-Cita?” Kegiatan ini menjadi ruang refleksi dan kontemplasi bagi mahasiswa untuk meninjau kembali makna perjuangan pemuda di tengah perubahan zaman.


    Diskusi berlangsung dengan suasana hangat dan penuh dinamika intelektual. Arsyid, Akram, dan Yadah tampil sebagai pemantik yang menghadirkan gagasan tajam, kritis, dan membumi. Mereka mengajak peserta untuk bertanya: Apakah semangat Sumpah Pemuda masih hidup di dada generasi hari ini, atau telah pudar di tengah kenyamanan dan distraksi modernitas?


    Acara yang dihadiri puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas ini berlangsung dalam suasana reflektif dan sarat makna. Di setiap argumen yang muncul, tersirat kegelisahan intelektual sekaligus optimisme bahwa generasi muda masih memegang kunci perubahan bangsa.




    Arsyid membuka diskusi dengan pesan moral yang kuat:

    “Sumpah Pemuda bukan sekadar teks sejarah, tapi kompas moral yang harus terus kita baca ulang agar arah perjuangan kita tidak hilang,” ujarnya penuh semangat.

     

    Akram kemudian menambahkan perspektif tentang urgensi peran mahasiswa di ruang publik:

    “Kita tidak boleh hanya jadi penonton di panggung bangsa. Mahasiswa harus hadir di garis depan, bukan hanya dalam aksi, tapi juga dalam gagasan.”

     

    Sementara Yadah menutup dengan refleksi mendalam yang menggugah kesadaran peserta:

    “Realita pemuda hari ini seringkali dikaburkan oleh kemudahan digital dan kenyamanan semu. Mari kita nyalakan kembali nyala cita-cita yang dulu membakar hati para pendahulu.”


    Ketua BEM Universitas Ichsan Sidrap dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini tidak sekadar peringatan simbolik, melainkan bagian dari upaya menghidupkan tradisi berpikir kritis di kampus.

    “Di setiap zaman, selalu ada panggung perjuangan. Hari ini, panggung itu adalah diskusi, ide, dan gagasan. Di situlah mahasiswa harus berdiri,” tuturnya.

     

    Menurutnya, mahasiswa tidak hanya memiliki tanggung jawab akademik, tetapi juga moral dan sosial — menjadi penjaga nilai-nilai kebenaran serta pembawa obor perubahan.


    Lima Fakta Menarik dari Diskusi “Sumpah Pemuda: Realita atau Cita-Cita?”

    1. Diskusi diinisiasi langsung oleh BEM Universitas Ichsan Sidrap sebagai bentuk peringatan reflektif Hari Sumpah Pemuda ke-97.

    2. Tiga pemantik muda—Arsyid, Akram, dan Yadah— berhasil menghidupkan suasana dengan pandangan kritis dan inspiratif.

    3. Tema diskusi menyoroti krisis idealisme dan pragmatisme generasi muda di tengah kemajuan teknologi.

    4. Suasana kekeluargaan dan solidaritas mahasiswa terasa kental, menegaskan bahwa ruang intelektual bisa tetap hangat dan humanis.

    5. Semangat Sumpah Pemuda dihadirkan kembali sebagai panduan moral bagi mahasiswa untuk berani berpikir dan bertindak.


    Diskusi ini bukan sekadar ajang berbagi pendapat, tetapi juga wujud nyata kebangkitan kesadaran kolektif mahasiswa. Di tengah perubahan zaman, Sumpah Pemuda kembali dibaca bukan hanya sebagai kenangan, melainkan sebagai cita-cita yang menuntut perwujudan.


    BEM Universitas Ichsan Sidrap menunjukkan bahwa semangat pergerakan pemuda tidak pernah padam — hanya perlu disirami kembali dengan dialog, gagasan, dan kepedulian terhadap bangsa.


    Kegiatan ini menegaskan bahwa mahasiswa bukan sekadar bagian dari sejarah, tetapi juga penulis bab berikutnya dari perjuangan bangsa. Di tangan mereka, idealisme dan keberanian berpikir menjadi bahan bakar untuk membangun masa depan yang lebih adil dan beradab.

    Komentar

    Tampilkan