
![]() |
Taurat Berbahasa Bugis Gegerkan Soppeng, Tokoh Minta Distribusi Dihentikan! |
NARASIRAKYAT ---- Kontroversi penerjemahan Kitab Taurat ke dalam bahasa Bugis oleh konsultan asing bernama Mr. Douglas semakin memanas di Kabupaten Soppeng. Dua tokoh penting, yakni Presidium KAHMI Soppeng A. Akbar dan Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Soppeng Dr. Nurmal Idrus, mendesak agar distribusi kitab tersebut dihentikan sementara sampai ada penjelasan resmi dan uji akademik dari lembaga berwenang.
Kabar beredarnya naskah terjemahan Kitab Taurat ke bahasa Bugis menimbulkan tanda tanya besar di tengah masyarakat. Pasalnya, Soppeng dikenal sebagai daerah dengan mayoritas pemeluk Islam dan Kristen, sementara penganut Taurat (Yahudi) tidak memiliki basis komunitas di wilayah tersebut. Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai relevansi, motivasi, dan tujuan di balik penerjemahan kitab tersebut.
A. Akbar, Presidium KAHMI Soppeng, menegaskan bahwa tanpa penjelasan yang komprehensif, distribusi kitab ini justru berpotensi menimbulkan kebingungan.
“Untuk siapa kitab ini diterjemahkan? Tanpa klarifikasi, karya ini hanya memicu kebingungan. Kami mendesak forum klarifikasi terbuka dan uji akademik sebelum kitab ini diedarkan,” ungkapnya, Minggu (28/9).
Ia juga menekankan bahwa karya keagamaan harus melalui uji metodologi ilmiah dan mendapat legitimasi otoritatif dari lembaga resmi.
Senada, Dr. Nurmal Idrus, Ketua Dewan Pendidikan Soppeng, meminta seluruh sekolah dan perpustakaan agar tidak menerima kitab ini terlebih dahulu.
“Kami mengimbau agar sekolah, perpustakaan desa, maupun perpustakaan daerah menunda penerimaan kitab ini sebelum ada rekomendasi resmi dari Kementerian Agama dan pakar bahasa,” tegasnya.
Menurutnya, distribusi bebas kitab ini berpotensi menyesatkan pelajar yang sedang dalam tahap pembentukan pemahaman keagamaan.
Fakta Menarik
-
Penerjemah asing: Kitab Taurat Bugis diterjemahkan oleh konsultan asing bernama Mr. Douglas.
-
Relevansi dipertanyakan: Soppeng tidak memiliki komunitas Yahudi sebagai penganut Taurat.
-
Desakan akademik: Tokoh meminta ada forum uji ilmiah dan klarifikasi resmi sebelum distribusi.
-
Larangan sementara: Dewan Pendidikan imbau sekolah dan perpustakaan menolak distribusi hingga ada rekomendasi.
-
Belum ada klarifikasi: Hingga kini, Mr. Douglas belum menjelaskan motivasi, sumber naskah, maupun metodologi penerjemahan.
Kontroversi penerjemahan Kitab Taurat ke bahasa Bugis membuka ruang diskusi penting tentang otoritas ilmiah, relevansi budaya, dan tanggung jawab distribusi karya keagamaan. Klarifikasi resmi dari pihak penerjemah dan pengujian akademik yang transparan diharapkan segera dilakukan agar polemik ini tidak semakin memperlebar jurang kebingungan di tengah masyarakat. Pada akhirnya, literasi lintas agama harus tetap dijaga agar mencerdaskan, bukan membingungkan.