![]() |
Mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik UNISAN SIDRAP Pelajari Sistem Utilitas di Bandara Sultan Hasanuddin dan Apartemen Vida View |
NARASIRAKYAT, Makassar, 8–9 November 2025 — Dalam upaya memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap sistem utilitas bangunan modern, Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Ichsan Sidenreng Rappang (UNISAN SIDRAP) menggelar pembelajaran lapangan dua hari di dua lokasi ikonik Kota Makassar, yakni Bandara Internasional Sultan Hasanuddin dan Apartemen Vida View Makassar.
Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah Utilitas Bangunan yang diampu oleh Ir. Hasniar Baharuddin, ST., M.Ars, dan diikuti dengan penuh antusias oleh mahasiswa semester menengah jurusan Arsitektur.
Hari pertama, 8 November 2025, mahasiswa melakukan observasi langsung di Bandara Sultan Hasanuddin, yang dikenal sebagai salah satu bandara tersibuk di kawasan Indonesia Timur.
Dalam kunjungan ini, mereka mempelajari secara langsung berbagai sistem utilitas pada bangunan bentang lebar, antara lain:
-
Sistem penghawaan dan ventilasi mekanis yang menjaga kenyamanan ribuan pengguna setiap hari,
-
Tata pencahayaan alami dan buatan di ruang publik terminal,
-
Sistem proteksi kebakaran termasuk detektor, hydrant, dan alarm otomatis,
-
Distribusi energi listrik dan sistem cadangan daya,
-
Serta teknologi elevator, travelator, dan konveyor yang mengatur alur sirkulasi penumpang dan bagasi secara efisien.
Mahasiswa juga mengamati bagaimana desain arsitektur bandara memperhatikan kenyamanan thermal, efisiensi ruang, dan alur sirkulasi pengguna, menjadikannya studi kasus ideal untuk memahami integrasi fungsi dan estetika.
Pada hari kedua, 9 November 2025, rombongan mahasiswa beralih ke Apartemen Vida View Makassar, yang menjadi representasi bangunan bertingkat tinggi (high-rise building).
Di lokasi ini, mahasiswa menelusuri berbagai sistem utilitas vertikal yang menjadi jantung fungsional bangunan, seperti:
-
Sistem suplai air bersih (water tank bawah dan atap),
-
Sistem pencegahan kebakaran (hydrant, sprinkler, alarm, dan jalur evakuasi),
-
Shaft utilitas dan sistem sanitasi (air kotor dan air hujan),
-
Distribusi jaringan listrik dan sistem smart building berbasis otomasi.
Melalui observasi langsung ini, mahasiswa memperoleh pengalaman empiris tentang bagaimana setiap sistem dirancang untuk saling berintegrasi demi kenyamanan penghuni dan efisiensi energi.
Dosen pengampu, Ir. Hasniar Baharuddin, ST., M.Ars, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian penting dari pembelajaran berbasis pengalaman nyata (experiential learning).
“Mahasiswa arsitektur tidak cukup hanya memahami teori utilitas dari gambar kerja di ruang kuliah. Mereka harus melihat, menyentuh, dan memahami bagaimana sistem tersebut bekerja secara nyata di lapangan,” jelas Hasniar.
Beliau menambahkan bahwa kegiatan seperti ini membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan analitis, kecermatan teknis, dan kepekaan desain dalam konteks dunia kerja profesional.
Selain aspek teknis, kegiatan ini juga menekankan pentingnya keberlanjutan lingkungan (sustainability) dan efisiensi energi dalam sistem utilitas bangunan. Mahasiswa diajak merenungkan bagaimana keputusan desain dapat memengaruhi kenyamanan, keamanan, serta dampak ekologis suatu bangunan.
“Melalui pembelajaran lapangan ini, kami ingin mahasiswa memahami bahwa sistem utilitas bukan sekadar jaringan pipa dan kabel, tetapi bagian penting dari upaya menciptakan arsitektur yang manusiawi dan ramah lingkungan,” tambah Hasniar.
5 Fakta Menarik dari Kegiatan Lapangan Arsitektur UNISAN SIDRAP
-
Dua studi kasus strategis: Bandara Sultan Hasanuddin (bentang lebar) & Apartemen Vida View (bangunan tinggi).
-
Pembelajaran langsung di fasilitas operasional, bukan simulasi.
-
Fokus pada integrasi sistem mekanikal, elektrikal, dan plumbing (MEP).
-
Melibatkan analisis desain publik & kenyamanan pengguna.
-
Mendorong penerapan konsep arsitektur berkelanjutan di masa depan.
Kegiatan pembelajaran lapangan ini menjadi bukti komitmen Fakultas Teknik UNISAN Sidrap dalam menghadirkan pendidikan arsitektur yang aplikatif dan kontekstual. Melalui pengalaman di lapangan, mahasiswa tidak hanya membangun pengetahuan teknis, tetapi juga visi profesional sebagai calon arsitek masa depan yang mampu merancang ruang hidup yang efisien, aman, dan berkelanjutan.










