-->
  • Jelajahi

    Copyright © NARASI RAKYAT
    Best Viral Premium Blogger Templates

     



     

    Iklan

    Kisah Hidup Apriani Dalam Pendidikan sebagai Jalan Pengabdian

    Satry Polang
    Senin, 29 Desember 2025, Desember 29, 2025 WIB Last Updated 2025-12-30T03:50:25Z
    masukkan script iklan disini
    banner 728x250

    Kisah Hidup Apriani Dalam Pendidikan sebagai Jalan Pengabdian



    Penulis 
    Nama: Nadia Sri Rezki
    NIM: 50700123116
    Kelas: IKOM C/5


    Di balik kehidupan yang tampak sederhana, sering tersembunyi kisah perjuangan yang sarat makna. Kesederhanaan tidak selalu identik dengan keterbatasan, melainkan dapat menjadi ruang tumbuh bagi tekad, harapan, dan keyakinan akan masa depan. Pemahaman inilah yang tercermin dalam perjalanan hidup Apriani, seorang perempuan kelahiran Makassar, 25 April 1996.

    Apriani tumbuh dalam keluarga sederhana yang kerap dipandang sebelah mata oleh sebagian lingkungan sekitarnya. Namun, kondisi tersebut tidak pernah memadamkan semangatnya untuk bermimpi dan melangkah maju. Sejak kecil, ia terbiasa hidup jauh dari kemewahan. Rumah sederhana yang ia tempati justru menjadi tempat tumbuhnya nilai-nilai kehidupan yang kuat: kerja keras, kesabaran, dan keteguhan hati.

    Peran orang tua menjadi fondasi penting dalam membentuk karakter Apriani. Di tengah keterbatasan ekonomi, kedua orang tuanya menanamkan keyakinan bahwa pendidikan adalah jalan paling bermartabat untuk mengubah nasib. Pendidikan, bagi keluarga ini, bukan sekadar sarana memperoleh pekerjaan, melainkan warisan nilai yang akan melekat sepanjang hayat.

    Perjalanan pendidikan Apriani dimulai dari Sekolah Dasar, dilanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas, hingga akhirnya menempuh pendidikan tinggi pada jenjang Strata Satu dan Strata Dua. Setiap tahapan ia jalani dengan penuh kesungguhan. Ia memahami bahwa proses belajar bukan hanya tentang kecerdasan intelektual, tetapi juga pembentukan kedisiplinan, tanggung jawab, serta cara berpikir yang matang dalam menghadapi realitas kehidupan.

    Bagi Apriani, pendidikan tidak pernah dimaknai sebatas pencapaian akademik atau perolehan gelar. Pendidikan adalah proses pembentukan karakter dan nilai kemanusiaan. Pandangan ini lahir dari pengalaman hidup yang menyadarkannya bahwa ilmu pengetahuan harus berjalan seiring dengan adab dan moral. Salah satu prinsip hidup yang selalu ia pegang adalah keyakinan bahwa “orang beradab sudah tentu berpendidikan, tetapi orang berpendidikan belum tentu beradab.” Ungkapan ini menjadi refleksi kritis atas realitas sosial yang kerap menempatkan gelar akademik sebagai ukuran utama keberhasilan.

    Salah satu fase penting dalam hidup Apriani terjadi ketika ia harus memutuskan apakah akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pada titik tertentu, ia sempat berpikir bahwa pendidikan hingga SMA sudah cukup sebagai bekal hidup. Namun, pengalaman dan proses refleksi diri membawanya pada kesadaran bahwa ilmu pengetahuan merupakan kunci untuk memperluas wawasan dan meningkatkan kualitas diri. Kesadaran inilah yang mendorongnya untuk terus melangkah hingga jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

    Kini, hasil dari perjalanan panjang tersebut bermuara pada pengabdian. Apriani mengabdikan dirinya sebagai pengajar di salah satu perguruan tinggi di Parepare. Profesi ini ia jalani bukan sekadar sebagai pekerjaan, melainkan sebagai panggilan hati. Dalam perannya sebagai pendidik, ia tidak hanya menyampaikan materi perkuliahan, tetapi juga berusaha menanamkan nilai etika, tanggung jawab, dan semangat belajar kepada mahasiswa. Ia meyakini bahwa tugas pendidik sejatinya adalah membentuk manusia seutuhnya, bukan sekadar individu yang unggul secara akademik.

    Dalam kesehariannya, Apriani dikenal sebagai sosok yang sederhana dan rendah hati. Meski telah menempuh pendidikan tinggi dan berprofesi sebagai dosen, ia tidak pernah melupakan asal-usulnya. Kesederhanaan menjadi identitas yang terus ia jaga, sekaligus pengingat untuk selalu bersyukur dan tetap membumi. Sikap tekun, empati, dan tanggung jawab menjadi karakter yang melekat kuat dalam kehidupan pribadi maupun profesionalnya.

    Kisah hidup Apriani menyimpan pelajaran penting, terutama tentang keteguhan menghadapi keterbatasan. Ia membuktikan bahwa latar belakang ekonomi tidak menentukan masa depan seseorang. Dengan dukungan keluarga, keyakinan diri, dan semangat belajar yang konsisten, keterbatasan justru dapat menjadi sumber kekuatan. Kisah ini relevan bagi generasi muda yang berasal dari keluarga sederhana, bahwa mimpi besar tetap dapat diraih melalui usaha dan ketekunan.

    Pada akhirnya, keberhasilan sejati tidak diukur dari materi atau status sosial, melainkan dari seberapa besar manfaat yang dapat diberikan kepada sesama. Melalui pendidikan dan pengabdiannya sebagai pendidik, Apriani menjadikan ilmu sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup orang lain. Kisah hidupnya menjadi bukti bahwa dengan niat baik, kerja keras, dan dukungan keluarga, setiap orang mampu menjadikan pendidikan sebagai jalan menuju kehidupan yang lebih bermakna.

    Komentar

    Tampilkan