-->
  • Jelajahi

    Copyright © NARASI RAKYAT
    Best Viral Premium Blogger Templates

     



     

    Iklan

    Perjalanan Mandiri, Doa, dan Keteguhan Hati

    Satry Polang
    Senin, 29 Desember 2025, Desember 29, 2025 WIB Last Updated 2025-12-29T08:00:56Z
    masukkan script iklan disini
    banner 728x250


    Oleh: Ramdani
    Mahasiswa UIN Alauddin Makassar

    Tidak semua perjalanan hidup dimulai dari garis yang sama. Ada yang tumbuh dalam kelimpahan, ada pula yang ditempa sejak dini oleh keterbatasan. Kisah Muammar Jamil adalah potret nyata bahwa keteguhan hati, doa, dan kerja keras mampu menuntun seseorang melewati jalan hidup yang tidak mudah namun penuh makna.

    Muammar Jamil lahir di Ujung Pandang pada 8 November 1998. Sejak kecil, ia telah belajar berdamai dengan keadaan. Ia dibesarkan oleh kakek dan neneknya, figur yang bukan hanya menggantikan peran orang tua, tetapi juga menjadi sumber utama nilai-nilai kehidupan. Dari merekalah Muammar mengenal arti kesabaran, ketabahan, dan rasa syukur, hingga ia menuntaskan pendidikan dari TK sampai SMA.

    Perjalanan hidupnya berlanjut ke dunia pesantren. Enam tahun lamanya, sejak jenjang MTs hingga Aliyah, Muammar menjalani kehidupan sebagai santri. Jauh dari keluarga, hidup sederhana, dan penuh disiplin. Di pesantren, ia tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga ditempa menjadi pribadi yang mandiri, amanah, adil, dan bertanggung jawab. Pesantren menjadi ruang pembentukan karakter yang kelak menguatkannya menghadapi kerasnya realitas kehidupan.

    Selepas dari pesantren, Muammar melanjutkan pendidikan ke UIN Alauddin Makassar. Ia menempuh jenjang S1 hingga S2 dengan biaya sendiri. Perjalanan akademik itu bukan tanpa luka. Ia harus bekerja sambilan, memanfaatkan kemampuannya dalam ceramah, mengaji, dan barzanji, sembari membangun jaringan pertemanan di berbagai lembaga. Di tengah perjuangan tersebut, ia diuji dengan amanah berat: merawat ibunya yang sakit hingga akhirnya wafat. Duka itu menjadi titik refleksi mendalam bahwa cinta dan pengorbanan adalah bentuk ibadah yang tidak pernah sia-sia.

    Aktivitas sosial dan keorganisasian menjadi bagian penting dari perjalanan hidup Muammar. Sejak menjadi santri, ia aktif sebagai da’i kondangan, terutama di bulan Ramadan. Saat menjadi mahasiswa, ia terlibat dalam berbagai organisasi, seperti PP FKMA As’adiyah, PMII, dan Himpunan Pelajar Mahasiswa Wajo. Dari ruang-ruang organisasi inilah ia belajar tentang proses, kepemimpinan, keikhlasan, serta tanggung jawab sosial.

    Prestasi pun mengiringi langkahnya. Muammar pernah meraih juara dalam berbagai ajang, mulai dari Pildacil, baca puisi, qasidah, lomba olahraga, hingga mewakili kampus dalam lomba film pendek berjudul “Sang Kiai dan Sang Pencerah”. Ia juga tercatat sebagai lulusan terbaik Jurusan KPI pada wisuda S1 dan S2. Namun bagi Muammar, prestasi bukanlah alat untuk menyombongkan diri, melainkan pengingat bahwa usaha yang konsisten tidak pernah mengkhianati hasil.

    Kini, Muammar Jamil mengabdikan diri sebagai Asisten Lapangan SPPG Rappocini Banta-Bantaeng. Pilihan dan posisi itu tidak luput dari cibiran. Kalimat seperti, “Sudah S2 kok hanya jadi asisten lapangan?” kerap ia dengar. Namun Muammar memilih diam dan bekerja. Baginya, pekerjaan bukan soal jabatan atau gengsi, melainkan tentang proses, pengabdian, dan kebermanfaatan.

    Ia percaya bahwa setiap orang memiliki hak untuk sukses, tanpa harus ditentukan oleh latar belakang atau status sosial. Rezeki telah diatur oleh Tuhan; tugas manusia hanyalah berusaha, berdoa, dan tetap rendah hati.

    Prinsip hidup yang ia pegang sederhana namun kuat:

    • Banyak bekerja, sedikit berbicara.

    • Perbanyak ibadah, kurangi komentar.

    • Perbanyak silaturahmi, kurangi ego.

    Moto yang selalu ia yakini adalah, “Berbuat baiklah, karena tidak ada kebaikan yang sia-sia.”

    Muammar Jamil adalah cermin bagi generasi muda bahwa kesuksesan bukan tentang di mana kita memulai, melainkan tentang seberapa kuat kita bertahan, berjuang, dan tetap percaya pada takdir Tuhan. Dalam diamnya, ia mengajarkan bahwa ketulusan dan keteguhan hati adalah bentuk keberhasilan yang paling hakiki.

    Komentar

    Tampilkan