
NARASIRAKYAT, Maiwa, Enrekang — Sebuah langkah strategis dilakukan oleh tim dosen Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang dalam rangka menjawab tantangan pendidikan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Melalui program Penelitian Fundamental 2025 yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui platform BIMA, UMS Rappang melakukan sosialisasi hasil penelitian bertema "Desain dan Pengembangan Media Pembelajaran Digital untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Siswa Sekolah Terpencil."
Kegiatan ini digelar di SMPN Satap 8 Maiwa, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, yang menjadi lokasi utama uji coba media digital pembelajaran tersebut.
Tim Peneliti dan Pendamping Mahasiswa
Tim peneliti diketuai oleh Dr. Sam Hermansyah, S.Pd., M.Pd., dan beranggotakan:
-
Dr. H. Syamsu T., M.Pd.
-
Syamsunir, S.Pd., M.Pd.
-
Roni, S.Pd., M.Pd.
Mereka juga didampingi lima mahasiswa dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UMS Rappang, yaitu:
-
Irhamsyah Idris
-
Wirnayanti
-
Nur Aini
-
Selviana Putri
-
Al Khaisyurahman
Kehadiran mahasiswa ini menjadi bagian dari pembinaan akademik sekaligus pelibatan aktif generasi muda dalam proyek riset yang berdampak langsung pada masyarakat.
Dalam sambutannya, Kepala SMPN Satap 8 Maiwa, Ismail, S.Pd., menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan penelitian yang langsung menyentuh kebutuhan sekolah.
“Kami berharap media pembelajaran digital ini bisa menjadi solusi untuk kendala akses dan kualitas dalam pengajaran Bahasa Inggris,” ungkapnya.
Tim peneliti kemudian memaparkan hasil desain media digital yang dikembangkan berbasis kebutuhan siswa dan keterbatasan sarana di sekolah terpencil. Guru-guru pun ikut terlibat dalam diskusi terbuka, membahas kelebihan, kekurangan, serta potensi pengembangan lanjutan dari media ini.
5 Fakta Menarik dari Penelitian Ini:
-
Berbasis Data Lapangan
Penelitian ini dimulai dari survei awal terhadap kebutuhan guru dan siswa di sekolah terpencil di Enrekang. -
Dirancang Sesuai Keterbatasan Akses
Media digital yang dikembangkan mempertimbangkan keterbatasan jaringan internet dan perangkat di daerah 3T. -
Memakai Bahasa Sederhana dan Visual Interaktif
Materi disusun agar ramah pengguna dan menyenangkan, dengan pendekatan visual, suara, dan permainan bahasa. -
Melibatkan Mahasiswa sebagai Mitra Penelitian
Kolaborasi antara dosen dan mahasiswa menjadi model pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) yang efektif. -
Menjadi Proyek Percontohan untuk Sekolah Lain
Jika berhasil, media ini direncanakan akan direplikasi di sekolah-sekolah terpencil lainnya di Sulawesi Selatan.
Penelitian ini adalah wujud nyata bagaimana kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan masyarakat bisa melahirkan solusi nyata bagi dunia pendidikan. Di tengah keterbatasan, inovasi tumbuh — dan dari sekolah terpencil, harapan baru untuk pendidikan Indonesia menyala.