
![]() |
Opini PRESMA UINAM Zulhamdi Terkait Banjir Jeneponto, Alarm Kegagalan Manajemen Bencana? |
NARASIRAKYAT, JENEPONTO, 6 Juli 2025 — Banjir kembali melanda Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, menyusul hujan deras yang turun selama dua hari terakhir. Sungai Kelara meluap, merendam sejumlah wilayah, dan memaksa evakuasi satu keluarga di Desa Bontotiro. Rumah warga nyaris hanyut, dan kepanikan kembali mengisi ruang publik.
Peristiwa ini bukan yang pertama. Bahkan pada 2018, bencana serupa terjadi dalam skala yang lebih besar. Sayangnya, pola penanganan masih stagnan—menandakan bahwa pemerintah daerah belum belajar cukup banyak dari masa lalu.
Muh. Zulhamdi Suhafid, Presiden Mahasiswa UIN Alauddin Makassar sekaligus putra daerah Jeneponto, menyuarakan keprihatinan mendalam. “Banjir ini bukan hanya soal curah hujan tinggi. Ini cermin dari lemahnya kebijakan lingkungan, sistem drainase yang buruk, dan perencanaan wilayah yang tak adaptif terhadap perubahan iklim,” tegasnya.
Zulhamdi menilai, selama ini pemerintah hanya reaktif saat bencana terjadi—menyalurkan logistik tanpa menyentuh akar persoalan. Ia mendesak evaluasi menyeluruh, perbaikan infrastruktur, dan kebijakan berbasis data serta riset ilmiah.
"Kami, mahasiswa, akan terus mengawal isu kemanusiaan dan lingkungan. Banjir bukan sekadar bencana alam, tapi juga akibat kelalaian struktural," tutupnya.
Warga kini mengungsi ke tempat aman, sementara BPBD terus melakukan pendataan. Namun jika tidak ada terobosan nyata, banjir seperti ini hanya akan menjadi siklus tahunan yang menyiksa masyarakat kecil dan menampar wajah tata kelola daerah.