
![]() |
Presma UINAM Kritik Tajam Maman Imanulhaq Terkait Pemakzulan Bupati Pati |
NARASIRAKYAT, MAKASSAR — Presiden Mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Muh. Zulhamdi Suhafid, menanggapi keras pernyataan anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq, yang sebelumnya mengomentari tuntutan pelengseran Bupati Pati, Sudewo. Maman menyebut pemakzulan harus melalui mekanisme demokratis dan menolak aksi anarkisme.
Bagi Zulhamdi, pernyataan Maman mencerminkan ketidakpahaman terhadap sejarah Reformasi 1998.
“Reformasi lahir dari gelombang aksi rakyat di jalanan yang menekan kekuasaan hingga berubah. Menyederhanakan perjuangan rakyat hanya pada prosedur administratif berarti mengabaikan sejarah,” tegasnya, Kamis (14/08/2025).
Zulhamdi menegaskan bahwa meskipun kekerasan fisik tidak dibenarkan, aksi massa tetap menjadi bagian sah dari demokrasi. Menurutnya, menyerahkan semua proses hanya pada jalur formal sering kali justru memperkuat status quo.
“Rakyat berhak bersuara lantang di jalan ketika sistem formal gagal menjalankan keadilan,” lanjutnya.
Presma UINAM juga mengingatkan bahwa dalam sejarah bangsa, gerakan rakyat kerap menjadi penentu perubahan ketika saluran resmi tidak lagi efektif. Reformasi 1998 menjadi bukti bahwa desakan rakyat dari jalanan tidak boleh direduksi atau distigma sebagai ancaman.
5 Fakta Menarik
-
Kritik dilontarkan langsung oleh Presiden Mahasiswa UINAM terhadap anggota DPR RI.
-
Pernyataan Zulhamdi mengaitkan polemik ini dengan sejarah Reformasi 1998.
-
Ia membedakan antara aksi massa sah dan tindakan anarkis.
-
Zulhamdi menilai mekanisme formal sering menjadi alat mempertahankan status quo.
-
Pesan utamanya: rakyat tetap memiliki hak untuk melakukan protes di ruang publik.
"Sejarah mengajarkan, perubahan besar kerap lahir dari suara rakyat yang tak diam — karena demokrasi bukan hanya di meja rapat, tapi juga di jalanan."