• Jelajahi

    Copyright © NARASI RAKYAT
    Best Viral Premium Blogger Templates


     


     

     



     


     


     


     


     


     


     


     


     


     

    Iklan

    DEMA Saintek UIN Alauddin Kecam Ancaman Penembakan Demonstran! “Aksi Damai Itu Tidak Mengancam”

    Satry Polang
    Selasa, 02 September 2025, September 02, 2025 WIB Last Updated 2025-09-02T13:47:35Z
    masukkan script iklan disini
    banner 728x250

    DEMA Saintek UIN Alauddin Kecam Ancaman Penembakan Demonstran! “Aksi Damai Itu Tidak Mengancam”


    NARASIRAKYAT, Makassar, 31 Agustus 2025 – Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (DEMA Saintek) UIN Alauddin Makassar mengecam keras pernyataan aparat kepolisian yang mengeluarkan ancaman penembakan terhadap massa aksi.


    Pernyataan itu dinilai berlebihan, represif, dan mencederai prinsip demokrasi serta kebebasan berpendapat yang dijamin konstitusi.


    Ketua DEMA Saintek UINAM, Muh Alwi Nur, menegaskan bahwa demonstrasi adalah sarana demokratis rakyat untuk menyampaikan aspirasi, bukan ancaman terhadap negara.

    “Aksi damai itu tidak mengancam. Justru ketika suara rakyat dibungkam dengan intimidasi dan ancaman kekerasan, di situlah letak ancaman nyata bagi demokrasi kita. Polri seharusnya hadir sebagai pengayom, bukan penekan,” tegas Alwi.


    Lebih jauh, Alwi menilai mahasiswa yang memahami etika pergerakan tidak akan bertindak anarkis. Jika terjadi kericuhan di lapangan, menurutnya itu kerap dipicu oknum yang tidak bertanggung jawab.

    “Polri seharusnya hadir untuk mengusut oknum provokator, bukan mengancam mahasiswa yang hadir untuk rakyat,” ujarnya.

     

    DEMA Saintek juga merespons kerusuhan di beberapa daerah, termasuk Makassar. Mereka menegaskan bahwa aksi massa sejatinya adalah ruang intelektual dan moral mahasiswa untuk menyuarakan keadilan, bukan ajang perusakan fasilitas umum.


     Tiga Tuntutan DEMA Saintek

    Sebagai bagian dari elemen mahasiswa, DEMA Saintek menyerukan:

    1. Polri segera menarik pernyataan ancaman penembakan terhadap demonstran dan kembali pada fungsi utama sebagai pelindung, pengayom, serta pelayan masyarakat.

    2. Pemerintah menjamin ruang demokrasi tetap terbuka, tanpa intimidasi aparat.

    3. Aparat mengusut tuntas provokator yang menunggangi aksi dan memicu kerusuhan.


     5 Fakta Menarik

    1. Ancaman penembakan dari aparat menjadi pemicu reaksi keras mahasiswa di Makassar.

    2. DEMA Saintek mengedepankan etika pergerakan, menolak keras stigma anarkis.

    3. Pernyataan tegas Alwi Nur menempatkan Polri sebagai pihak yang seharusnya mengayomi, bukan menekan.

    4. Aksi mahasiswa dipandang ruang moral dan intelektual, bukan sekadar unjuk rasa.

    5. Tiga tuntutan konkret menunjukkan posisi DEMA Saintek sebagai penjaga demokrasi dan suara rakyat.


    DEMA Saintek UINAM menegaskan bahwa demokrasi tidak boleh dibungkam dengan moncong senjata, melainkan harus dirawat dengan dialog dan keterbukaan. Dari Makassar, suara mahasiswa menggema untuk mengingatkan bahwa kebebasan berpendapat adalah hak rakyat yang tidak boleh ditukar dengan intimidasi.


    “Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!”

    Komentar

    Tampilkan