
![]() |
Penulis : Sadakati Sukma |
NARASIRAKYAT ---- Situasi keamanan bangsa Indonesia perlahan mulai membaik setelah melewati rentetan peristiwa yang menyisakan catatan kelam. Namun, dari balik cerita pilu itu, ada daerah yang memberi warna berbeda dalam perjalanan demokrasi—yakni Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan.
Sidrap, tanah kelahiran saya, tidak luput dari dinamika aksi demonstrasi. Seperti di daerah lain, mahasiswa dan masyarakat juga turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi. Bedanya, Sidrap menunjukkan wajah demokrasi yang beradab. Tidak ada benturan, tidak ada anarkisme, dan yang terpenting, tidak ada korban.
Keberhasilan ini lahir dari pendekatan humanis dan koordinasi yang solid antara pemerintah daerah, Polres Sidrap, Kodim 1420, mahasiswa, dan masyarakat. Semua pihak memilih jalur komunikasi sehat, saling menghormati, dan mengedepankan kesadaran kolektif. Aspirasi tetap tersampaikan, demokrasi tetap berjalan, tanpa harus merusak tatanan sosial.
Hal ini membuktikan satu pesan penting: memperjuangkan demokrasi tidak harus menimbulkan kekerasan. Justru dalam sikap saling mendengar dan menjaga harmoni, demokrasi menemukan makna sejatinya—sebagai ruang bersama untuk membangun bangsa.
Atas pencapaian ini, saya menyampaikan penghargaan kepada seluruh stakeholder—pemerintah daerah, aparat keamanan, organisasi mahasiswa, tokoh masyarakat, dan seluruh elemen rakyat—yang telah menjaga Sidrap tetap damai di tengah gelombang dinamika nasional.
Sidrap telah memberi teladan. Semoga apa yang ditunjukkan oleh masyarakat dan aparat di Bumi Nene’ Mallomo ini menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia, bahwa menjaga demokrasi berarti juga menjaga kehidupan dan persatuan bangsa.