
![]() |
Strategi Komunikasi Publik Disdik Provinsi Wilayah II Gowa Hadapi Krisis Reputasi Kasus SMKN 1 Gowa |
NARASIRAKYAT — Krisis reputasi menjadi tantangan serius bagi Dinas Pendidikan Provinsi Wilayah II Gowa setelah mencuatnya berbagai kasus yang mengguncang dunia pendidikan, termasuk insiden viral siswa SMKN 1 Gowa yang mengacungkan jari tengah kepada gurunya di Limbung.
Dalam kunjungan mahasiswa UIN Alauddin Makassar ke kantor Disdik Wilayah II Gowa, dua pejabat utama, Muhammad Sadat H., S.AP., M.AP. (Kasi Pembinaan SMK) dan Andi Tenri Umpu, S.P., M.M. (Humas), memaparkan bagaimana strategi kehumasan dijalankan untuk meredam krisis sekaligus menjaga hak pendidikan anak.
Kasus SMKN 1 Gowa menjadi ujian berat bagi dinas. Menurut Muhammad Sadat, pihaknya menghadapi dilema antara menjaga reputasi institusi dan memastikan siswa tetap mendapatkan hak pendidikan.
“Saat itu kami berada dalam dua keadaan yang sangat rumit. Bagaimana menyelesaikan kasus tanpa kehilangan wajah institusi, sekaligus tidak membiarkan siswa berhenti sekolah,” jelasnya.
Sebagai langkah cepat, dinas langsung turun tangan dengan mempertemukan guru, siswa, orang tua, kepala sekolah, hingga Kepala Dinas Pendidikan. Pertemuan menghasilkan video klarifikasi, permintaan maaf, serta keputusan tegas untuk mengeluarkan dua siswa yang terlibat langsung.
Namun, komitmen pendidikan tetap dijaga. Meski tidak lagi di sekolah negeri, kedua siswa tetap difasilitasi melanjutkan pendidikan di sekolah swasta, sehingga solusi yang diambil menjadi jalan tengah antara menjaga nama baik institusi dan memenuhi hak pendidikan.
Menurut Andi Tenri Umpu, penanganan krisis tidak boleh berhenti pada sanksi administratif.
“Keterbukaan, kecepatan respons, dan koordinasi lintas pihak adalah kunci agar publik tetap percaya pada institusi pendidikan,” tegasnya.
Ia menambahkan, komunikasi publik harus menekankan transparansi agar masyarakat memahami bahwa dinas tidak hanya menyelesaikan masalah sesaat, tetapi juga menjaga citra jangka panjang.
Bagi mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang hadir dalam kunjungan tersebut, pengalaman ini menjadi simulasi nyata praktik public relations di lapangan. Mereka menyaksikan bahwa PR tidak sekadar membangun citra positif, tetapi juga mengelola konflik, meredam isu negatif, dan memastikan reputasi lembaga tetap utuh di tengah badai krisis.
5 Fakta Menarik Kasus SMKN 1 Gowa
-
Kasus viral: Insiden siswa mengacungkan jari tengah kepada guru menyebar luas di media sosial dan menjadi sorotan publik.
-
Langkah cepat: Dinas langsung mengadakan pertemuan darurat lintas pihak untuk klarifikasi dan penyelesaian.
-
Kebijakan tegas namun adil: Dua siswa dikeluarkan dari sekolah negeri, tetapi tetap difasilitasi bersekolah di swasta.
-
Strategi komunikasi: Transparansi dan respons cepat jadi kunci menjaga kepercayaan publik.
-
Pembelajaran PR: Mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung tentang manajemen krisis reputasi di lembaga pendidikan.
Kasus SMKN 1 Gowa membuktikan bahwa krisis bisa datang tanpa diduga, tetapi dengan strategi komunikasi yang cepat, terbuka, dan berpihak pada kepentingan publik, reputasi tetap bisa dijaga. Dinas Pendidikan Provinsi Wilayah II Gowa memberikan pelajaran berharga: bahwa setiap anak, meski sempat salah langkah, tetap berhak mendapatkan pendidikan, sementara institusi tetap mampu menjaga martabatnya di mata masyarakat.