![]() |
HUT ke-110 PSM Makassar di Pangkajene Sidrap Menyalakan Kembali Semangat “Siri’ na Pacce” di Tanah Bugis |
NARASIRAKYAT, Sidrap, 2 November 2025 — Perayaan hari ulang tahun ke-110 PSM Makassar, klub kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan, berlangsung penuh semangat dan kebanggaan di depan Taman Mogan, Pangkajene, Sidrap. Momen bersejarah ini menjadi ajang memperkuat kembali filosofi “Siri’ na Pacce”, nilai luhur Bugis-Makassar yang telah lama menjadi jiwa perjuangan para pemain dan suporter Juku Eja.
Kegiatan peringatan yang dihadiri oleh ratusan suporter dari berbagai daerah ini turut diwarnai orasi kebanggaan dari Presiden Red Gank, Zulkarnain, yang mengajak seluruh pendukung dan pemain PSM untuk meneguhkan kembali semangat keberanian, harga diri, dan empati di setiap laga, terlebih saat bermain di kandang sendiri.
“Setiap pemain PSM harus tampil dengan jiwa Siri’ na Pacce. Bukan hanya sekadar bermain bola, tapi membawa kehormatan dan harga diri Bugis-Makassar di setiap langkahnya. Di kandang sendiri, tidak ada kata menyerah,” tegas Zulkarnain di hadapan para suporter yang memenuhi area Taman Mogan.
Didirikan pada 2 November 1915 dengan nama awal Macassaarsche Voetbal Bond (MVB), PSM Makassar kini tercatat sebagai klub sepak bola tertua di Indonesia.
Selama lebih dari satu abad, Juku Eja telah menjadi simbol perjuangan, loyalitas, dan kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan.
Perayaan kali ini bukan sekadar seremoni, melainkan refleksi atas perjalanan panjang klub dalam menanamkan nilai-nilai budaya lokal ke dalam dunia olahraga modern.
Filosofi Siri’ na Pacce, yang berarti harga diri dan empati, kembali digaungkan sebagai napas perjuangan PSM—baik di lapangan maupun di luar lapangan. Nilai ini menuntun para pemain untuk menjaga kehormatan tim, berjuang dengan semangat pantang menyerah, dan menjunjung tinggi solidaritas.
Dalam momen milad ini, para tokoh dan suporter Red Gank menegaskan beberapa implementasi semangat Siri’ na Pacce yang menjadi panduan bagi para pemain PSM Makassar:
-
Menjaga Harga Diri dan Kehormatan: Bermain dengan berani dan menjunjung nama baik tim dan daerah.
-
Pantang Menyerah: Tetap berjuang menghadapi lawan kuat dengan determinasi tinggi.
-
Solidaritas dan Kekeluargaan: Saling mendukung antar-pemain dan suporter, baik di dalam maupun di luar lapangan.
-
Menghargai Loyalitas Suporter: Membalas dukungan fanatik Red Gank dengan performa maksimal di setiap pertandingan.
-
Menghormati Warisan Budaya: Menjadikan nilai-nilai Siri’ na Pacce dan Ewako sebagai karakter utama setiap pemain PSM.
Semangat suporter terus membara serta nyanyian dan sorakan “Ewako PSM!” menggema di udara, menjadi simbol cinta dan komitmen tanpa batas. Zulkarnain menegaskan bahwa hasil di lapangan bukan segalanya, karena perjuangan dan semangat adalah hal yang paling utama.
“Yang membuat kita bangga bukan hanya kemenangan, tapi keberanian dan kebersamaan. Selama Siri’ na Pacce tetap hidup, PSM tidak akan pernah kalah,” ujarnya disambut tepuk tangan dan chant dari Red Gank.
5 Fakta Menarik Tentang HUT ke-110 PSM Makassar
-
Klub Tertua di Indonesia: PSM Makassar berdiri sejak 2 November 1915 dengan nama Macassaarsche Voetbal Bond.
-
Perayaan di Sidrap: Untuk pertama kalinya, HUT PSM dirayakan secara besar di luar Makassar, tepatnya di depan Taman Mogan Pangkajene Sidrap.
-
Dihadiri Red Gank Se-Sulsel: Suporter dari berbagai daerah berkumpul dalam semangat persaudaraan dan loyalitas.
-
Mengangkat Filosofi Siri’ na Pacce: Nilai budaya Bugis-Makassar kembali diangkat sebagai tema utama perayaan tahun ini.
-
Semangat “Ewako” Tetap Hidup: Meski hasil laga imbang, semangat perjuangan pemain dan suporter tetap menjadi kemenangan sejati.
Perayaan HUT ke-110 ini menjadi momentum bagi seluruh keluarga besar PSM Makassar untuk kembali meneguhkan komitmen: bahwa sepak bola bukan sekadar olahraga, melainkan identitas, budaya, dan perjuangan hidup masyarakat Bugis-Makassar.
“Selama Siri’ na Pacce hidup di dada para pemain dan suporter, PSM Makassar akan selalu menjadi kebanggaan, bukan hanya di lapangan, tetapi juga di hati rakyat Sulawesi Selatan.”










