![]() |
| Tim BDM Sidrap Silaturahmi ke Guru Ngaji Kampung di Soppeng, Apresiasi dan Bantuan Disalurkan ke Guru Ngaji Kampung Mengabdi Puluhan Tahun |
NARASIRAKYAT, Soppeng, 22 Desember 2025 — Setelah mengunjungi guru ngaji viral Hj. Indare, Tim Bangkit dari Masjid (BDM) Sidrap kembali melanjutkan silaturahmi dan penyerahan bantuan kepada tiga guru ngaji kampung di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Kunjungan ini dipimpin langsung oleh koordinator tim, Munaing, sebagai wujud penghargaan terhadap para pengajar Al-Qur’an yang telah lama mengabdikan diri di tengah masyarakat.
Para guru ngaji yang dikunjungi masing-masing memiliki riwayat pengabdian panjang sebagai pendidik Al-Qur’an di lingkungan pedesaan. Mereka adalah:
Hj. Wale (66 tahun), mengajar selama 20 tahun dengan jumlah santri aktif dua orang, beralamat di Desa Lottong, Soppeng.
Aminah (60 tahun), telah mengajar selama lebih dari 20 tahun dengan jumlah santri empat orang, beralamat di wilayah Kabupaten Soppeng.
Sahariah (80 tahun), telah mengabdi selama 60 tahun dan masih aktif mengajar dua santri.
Selain bersilaturahmi dan memberi dukungan moral, Tim BDM Sidrap turut menyerahkan bantuan sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian panjang para guru ngaji tersebut. Bantuan diterima dengan penuh haru, menjadi simbol kepedulian bagi para pengajar Al-Qur’an kampung yang sering kali bekerja tanpa pamrih, jauh dari sorotan publik.
Lima Fakta Menarik
Pengabdian Sahariah mencapai 60 tahun, menjadikannya salah satu guru ngaji paling senior di Soppeng.
Jumlah santri yang sedikit tidak mengurangi dedikasi para guru, justru menjadi bukti ketulusan tanpa tuntutan kuantitas.
Para guru ngaji mengajar langsung dari rumah, menjadikan tempat tinggal mereka sebagai pusat edukasi spiritual di desa.
Para pengajar berusia di atas 60 tahun dan tetap aktif, menunjukkan motivasi luar biasa dalam menyebarkan ilmu agama.
Tim BDM Sidrap memberikan bantuan nyata, menegaskan bahwa penghormatan terhadap guru tidak hanya berupa kata-kata, tetapi tindakan.
Kunjungan Tim Bangkit dari Masjid Sidrap ke Soppeng menjadi bukti bahwa penghormatan kepada guru tidak boleh berhenti pada mereka yang viral saja, tetapi juga menyentuh pengajar kampung yang diam-diam menjaga cahaya ilmu agama di pelosok desa.
Hj. Wale, Aminah, dan Sahariah adalah teladan abadi tentang ketekunan, kesabaran, dan keikhlasan. Pengabdian mereka, meski tak banyak diketahui publik, telah mewariskan nilai spiritual yang tak terukur bagi masyarakat.
Semoga langkah ini menginspirasi lebih banyak pihak untuk memperhatikan nasib para guru lokal yang berjuang tanpa sorotan, dan menjadi pengingat bahwa perubahan besar sering lahir dari tempat-tempat kecil bernama kampung.



.jpeg)
.jpeg)
