 |
Bukti Nyata Moderasi Beragama di Sidrap, Pak Yandri Penyuluh Katolik yang Aktif Majukan Pendidikan Madrasah |
NARASIRAKYAT, SIDRAP, 6 Agustus 2025 – Dalam sebuah momen penuh makna di tengah kegiatan monitoring asesmen di MAN Sidrap, terlihat sebuah potret harmoni dan inklusivitas yang menyentuh hati: Pak Yandri, Penyuluh Agama Katolik Kemenag Kabupaten Sidrap, turut berdiskusi dan berkontribusi aktif bersama Kepala Kantor Kemenag Sidrap, H. Muhammad Idris Usman, jajaran Seksi Pendidikan Madrasah (Penmad), serta Kepala MAN Sidrap, Mukhlis Siri’.
Kehadiran Pak Yandri bukan sekadar representasi dari keragaman, tetapi menjadi **simbol hidup dari implementasi nyata nilai-nilai moderasi beragama yang digagas oleh Kementerian Agama. Ia tidak hanya hadir sebagai pengamat, melainkan terlibat langsung dalam mendukung kemajuan pendidikan madrasah, membuktikan bahwa perbedaan iman bukanlah penghalang untuk bekerja sama dalam ruang pelayanan publik dan pendidikan.
“Saya merasa diterima dan dihargai di lingkungan madrasah. Semangat gotong royong dan saling memahami di Kemenag Sidrap sangat kuat,” ujar Pak Yandri dalam testimoni singkatnya.
5 Fakta Menarik:
-
Kolaborasi Lintas Iman: Pak Yandri, seorang Penyuluh Katolik, aktif terlibat dalam kegiatan asesmen madrasah yang notabene lembaga pendidikan Islam.
-
Wajah Moderasi di Kemenag Sidrap: Inklusivitas yang ditunjukkan menjadi praktik langsung nilai Bhinneka Tunggal Ika di dunia kerja Kemenag.
-
Peran Aktif di Seksi Penmad: Tidak sekadar simbolik, Pak Yandri terlibat secara administratif dan teknis dalam pengembangan madrasah.
-
Kepala Kemenag Turun Langsung: H. Muhammad Idris Usman hadir memberi dukungan penuh atas sinergi ini, membuktikan kepemimpinan yang moderatif dan visioner.
-
Inspirasi Nasional: Model kerukunan dan kolaborasi ini bisa menjadi referensi praktik terbaik moderasi beragama di daerah lain di Indonesia.
"Perbedaan bukanlah tembok pemisah, melainkan jembatan yang menghubungkan kita dalam karya dan pengabdian. Sidrap telah menunjukkan bahwa harmoni bisa hidup di ruang yang sama, dengan iman yang berbeda, demi pendidikan yang menyatukan."
