
Penulis : Dr. Wahidin Ar-Raffany, Pimpinan Pesantren SEHATI/LAPAKOLONGI SIDENRENG RAPPANG
NARASIRAKYAT, SIDRAP – Di tengah arus modernitas yang serba cepat, di mana penampilan kerap dijadikan tolok ukur keberhasilan, Dr. Wahidin Ar-Raffany, MA, Pimpinan Pesantren SEHATI/Lapakolongi Sidenreng Rappang, menghadirkan sebuah renungan spiritual berjudul “Make Up Kehidupan”.
Dalam tulisannya, Wahidin mengajak masyarakat untuk merenungkan kembali makna "makeup" bukan hanya sebatas riasan wajah, tetapi juga simbol dari atribut duniawi yang melekat pada diri seseorang, seperti pakaian indah, rumah megah, jabatan prestisius, kendaraan mewah, hingga gelar akademik.
“Pakaian, kendaraan, rumah, bahkan titel adalah makeup kehidupan. Itu semua bukan terlarang, bahkan boleh diperoleh selama halal. Namun jangan sampai status sosial membuat kita lupa pada bekal akhirat,” ungkapnya.
Makeup Duniawi yang Tidak Abadi
Menurut Wahidin, berbagai atribut duniawi tersebut hanyalah hiasan sementara. Ia menekankan bahwa banyak orang yang rela menempuh segala cara demi meraih status sosial, padahal sejatinya hal itu hanyalah fatamorgana.
“Hiduplah sesuai dengan proporsinya. Jangan mengorbankan kepentingan akhirat hanya karena mengejar makeup kehidupan yang kelihatan indah, tetapi sejatinya semu,” tulisnya.
Kekuatan Iman Lebih Bernilai
Wahidin juga mengingatkan pesan Rasulullah SAW: “Orang beriman yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang beriman yang lemah.” Pesan ini menjadi pijakan penting, bahwa kekuatan sejati bukanlah dari hiasan duniawi, melainkan dari iman, amal, dan kebermanfaatan bagi sesama.
Renungan Kehidupan di Era Modern
Tulisan ini hadir sebagai refleksi bagi masyarakat, khususnya generasi muda, agar tidak terjebak pada gemerlap kehidupan semata. Makeup kehidupan memang dapat memberi kesan menarik, tetapi tidak menentukan nilai diri yang sesungguhnya.
Melalui renungannya, Wahidin mengajak untuk memanfaatkan seluruh potensi yang Allah berikan demi memberi manfaat pada orang lain.
“Mari memanfaatkan seluruh potensi yang Allah berikan untuk bekal menuju kehidupan yang abadi,” pungkasnya.
Makeup wajah bisa pudar, makeup kehidupan bisa hilang, tetapi iman, amal, dan kebermanfaatan akan tetap abadi hingga akhirat.