
![]() |
Penanganan Longsor Sidrap Berhasil Buka Jalur Dusun Bolapetti! Masyarakat Harap Tambahan Alat Berat |
NARASIRAKYAT, Sidenreng Rappang, 28 September 2025 – Bencana tanah longsor kembali menguji ketangguhan masyarakat Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan. Longsor yang terjadi pada 27 September 2025 di Desa Leppangeng, Kecamatan Pitu Riase, telah mengisolasi ribuan warga di tujuh dusun.
Material tanah menutup jalan utama dan memutus akses keluar-masuk, membuat warga terpaksa bertahan dengan segala keterbatasan. Sementara itu, cuaca ekstrem berupa hujan deras masih terus melanda wilayah tersebut, memperlambat upaya penanganan di lapangan.
Dampak Longsor
-
Warga terisolasi: Sebanyak 1.414 jiwa terdampak, meski sumber lain menyebut angka 858 jiwa dari tujuh dusun.
-
Jumlah titik longsor: Sedikitnya 15 titik longsor terjadi di wilayah Desa Leppangeng.
-
Kendala akses: Akses jalan lumpuh total, warga hanya mengandalkan jembatan darurat untuk sementara waktu.
Tim gabungan dari BPBD Sidrap, Dinas PSDA, serta aparat desa dan masyarakat telah dikerahkan. Satu unit alat berat dari Dinas PSDA sudah diturunkan dan berhasil membuka jalur di Dusun Bolapetti. Namun, keterbatasan alat menjadi kendala karena akses terbagi dua, sementara potensi longsor susulan masih menghantui akibat intensitas hujan tinggi.
Ruslan Saiful, salah satu tokoh pemuda Desa Leppangeng, menyampaikan apresiasinya kepada Pemkab Sidrap atas respon cepat menurunkan alat berat.
“Terima kasih kepada Bupati dan OPD terkait atas bantuannya. Namun, kami berharap ada tambahan satu alat berat lagi agar pembersihan jalan bisa lebih cepat. Hujan deras terus menghambat pekerjaan, dan kami khawatir ada longsor susulan,” ujarnya.
Curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir menjadi pemicu utama longsor. Kondisi geografis Desa Leppangeng yang berbukit dan rawan erosi memperparah dampak bencana. Pemerintah daerah mengimbau warga tetap waspada dan mengurangi aktivitas di sekitar tebing rawan.
5 Fakta Menarik
-
Ribuan jiwa terisolasi: Lebih dari 1.400 warga terputus akses ke pusat kecamatan.
-
15 titik longsor: Menjadi tantangan besar bagi tim gabungan untuk membuka jalan.
-
Jembatan darurat: Solusi sementara agar warga tetap bisa beraktivitas meski terbatas.
-
Satu alat berat tak cukup: Hanya satu unit kecil beroperasi di lokasi, sehingga butuh tambahan.
-
Risiko longsor susulan: Hujan deras terus mengguyur, membuat proses pembersihan sering dihentikan.
Bencana longsor di Sidrap menjadi pengingat bahwa kekuatan alam jauh melampaui daya manusia. Namun, di tengah keterbatasan, gotong royong, kepedulian, dan doa menjadi penguat. Dengan kebersamaan, warga, pemerintah, dan relawan percaya bahwa jalan keluar akan selalu terbuka.