Pertemuan Strategis Bupati SIdrap dan Rektor Unhas Jalan Panjang Menuju Swasembada Pangan Nasional

Pertemuan Strategis Bupati SIdrap dan Rektor Unhas Jalan Panjang Menuju Swasembada Pangan Nasional

Oleh: Syamsuddin Saleng, Koordinator Akademi Pemilu dan Demokrasi (APD) Kab. Sidrap

NARASIRAKYAT ---- Pertemuan Bupati Sidenreng Rappang, H. Syaharuddin Alrif (SAR) bersama jajaran Pemkab Sidrap dengan Rektor Universitas Hasanuddin Makassar, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc (Prof. JJ), bukan sekadar perjumpaan seremonial di ruang publik pemerintahan. Ia merupakan peristiwa strategis yang menyatukan gagasan, visi, dan komitmen dua institusi besar: pemerintah daerah dan perguruan tinggi negeri terkemuka di kawasan timur Indonesia.

Sidrap sejak lama dikenal sebagai lumbung padi Sulawesi Selatan. Namun di era modern, tantangannya bukan lagi sekadar menghasilkan pangan dalam jumlah besar, melainkan bagaimana memastikan ketahanan pangan yang berkelanjutan, berbasis teknologi, dan ditopang oleh sumber daya manusia (SDM) unggul.

Di sinilah pentingnya kolaborasi antara Pemkab Sidrap dan Universitas Hasanuddin. Sidrap memiliki lahan subur dan basis petani-peternak tangguh, sementara Unhas hadir dengan kapasitas riset, teknologi, dan pendidikan vokasi yang mampu menyiapkan generasi muda sebagai penggerak transformasi.

Bupati SAR dalam pertemuan itu tidak hanya menegaskan komitmen Sidrap untuk mendukung swasembada pangan nasional, tetapi juga mendorong Rektor Prof. JJ agar memperkuat pendidikan vokasi Unhas di Sidrap. Dorongan ini amat strategis, sebab tanpa SDM yang terampil di bidang pertanian dan peternakan modern, visi swasembada pangan hanya akan menjadi jargon tanpa realisasi.

Sementara itu, Rektor Unhas Prof. JJ dikenal sebagai akademisi dengan pandangan visioner. Kehadirannya di Sidrap memberi pesan jelas: perguruan tinggi tidak boleh berjarak dengan masyarakat, melainkan harus hadir sebagai motor pembangunan daerah. Dukungan terhadap program vokasi di Sidrap adalah wujud komitmen Unhas dalam membumikan ilmu pengetahuan agar berdampak nyata.

Saya meyakini bahwa pertemuan ini adalah titik temu antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi yang saling menguatkan. Sidrap butuh inovasi akademik, Unhas butuh lahan pengabdian dan ruang implementasi keilmuan. Pertemuan keduanya menghasilkan sinergi: meletakkan Sidrap sebagai kabupaten percontohan swasembada pangan nasional.

Opini ini ingin menekankan bahwa keberhasilan Sidrap bukan hanya soal produksi beras atau jagung, melainkan keberanian daerah untuk menginspirasi Indonesia dalam membangun kemandirian pangan dengan SDM unggul dan teknologi modern.

Jika Sidrap dan Unhas benar-benar berkolaborasi secara konsisten, bukan tidak mungkin Sidrap kelak dikenal sebagai laboratorium pangan nasional, tempat lahirnya inovasi pertanian-peternakan yang menopang masa depan Indonesia.

Di era globalisasi, daerah yang mampu menyatukan ilmu, kebijakan, dan rakyat akan menjadi pionir kemajuan bangsa. Pertemuan Bupati SAR dan Rektor Prof. JJ adalah tonggak sejarah. Sebuah langkah kecil, namun penuh makna, untuk Indonesia yang berdaulat pangan dan sejahtera rakyatnya.