
![]() |
Rektor UMS Rappang Tegaskan Kemah Tahfidz dan Bahasa Muhammadiyah Sidrap Jadi "Lumbung Cendikiawan" |
NARASIRAKYAT, Sidrap – 12 September 2025, Rektor Universitas Muhammadiyah Sidenreng (UMS) Rappang, Prof. Dr. H. Jamaluddin Ahmad, S.Sos., M.Si., menyatakan optimisme penuh terhadap dampak positif pelaksanaan Kemah Tahfidz dan Bahasa VIII Pesantren Muhammadiyah/Aisyiyah se-Sulawesi Selatan yang dipusatkan di Bumi Nene Mallomo, Sidrap.
Melalui sambungan telepon, Prof. Jamal yang akrab disapa Prof Jal menekankan bahwa Sidrap selama ini sempat mendapat label negatif dari sebagian pihak. Namun, ia yakin dengan hadirnya ribuan santri penghafal Al-Qur’an dari 24 kabupaten/kota, citra Sidrap akan kembali terangkat sebagai “lumbung para cendekiawan.”
“Kita berharap keberkahan melimpah di Bumi Nene Mallomo. Kehadiran para santri ini dapat membangkitkan kembali memori bahwa Sidrap adalah tanah para intelektual dan pejuang ilmu,” ujar Prof Jal.
Ia juga menegaskan bahwa kesuksesan kemah ini akan menjadi tolak ukur bagi penyelenggaraan Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah Sulsel, yang rencananya digelar di Sidrap antara akhir 2027 atau awal 2028, pasca keputusan Muktamar di Medan.
Lebih jauh, Prof Jal menilai pertemuan para santri dari berbagai daerah bukan hanya memperkuat ukhuwah, tapi juga membuka wawasan santri agar tidak terisolasi.
“Santri hari ini tidak seharusnya hanya asyik dengan dunia sendiri. Mereka sudah harus melek teknologi dan mampu bersosialisasi dengan berbagai kalangan, termasuk di luar pesantren,” tegasnya.
5 Fakta Menarik
-
Kemah Tahfidz & Bahasa VIII digelar di Sidrap, diikuti santri Muhammadiyah/Aisyiyah se-Sulsel.
-
Rektor UMS Rappang, Prof Jal, menilai kegiatan ini bisa menghapus label negatif yang melekat pada Sidrap.
-
Sidrap ingin kembali dikenang sebagai lumbung cendekiawan di Sulawesi Selatan.
-
Kemah ini disebut sebagai barometer suksesnya Musywil Muhammadiyah Sulsel mendatang.
-
Prof Jal menekankan pentingnya santri untuk melek teknologi dan berinteraksi luas.
Kemah Tahfidz dan Bahasa bukan sekadar pertemuan santri, tetapi momentum untuk meneguhkan Sidrap sebagai tanah keberkahan, pusat intelektual, dan rumah bagi generasi Qur’ani yang siap menjawab tantangan zaman.