• Jelajahi

    Copyright © NARASI RAKYAT
    Best Viral Premium Blogger Templates


     


     


     

    Iklan

    BMKG Peringatkan Cuaca Panas Ekstrem! Suhu Mencapai 37,6°C Waspadai Dampak Kesehatan dan Aktivitas Harian

    Satry Polang
    Minggu, 19 Oktober 2025, Oktober 19, 2025 WIB Last Updated 2025-10-20T02:59:55Z
    masukkan script iklan disini
    banner 728x250

    BMKG Peringatkan Cuaca Panas Ekstrem! Suhu Mencapai 37,6°C Waspadai Dampak Kesehatan dan Aktivitas Harian



    NARASIRAKYAT, Jakarta, 18 Oktober 2025 — Indonesia kembali dilanda cuaca panas ekstrem. Dalam sepekan terakhir, suhu udara di berbagai wilayah Nusantara melonjak drastis, bahkan mencapai 37,6 derajat Celsius di beberapa daerah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa fenomena ini bersifat nasional, bukan lokal, dan hampir merata di seluruh wilayah Tanah Air.


    Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyebutkan bahwa cuaca panas tahun ini merupakan salah satu yang paling merata dan intens dalam beberapa tahun terakhir.

    “Fenomena panas ini merata, hampir di seluruh Indonesia. Khususnya wilayah selatan ekuator seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara,” ujar Guswanto, Sabtu (18/10/2025).


    BMKG menjelaskan bahwa penyebab utama cuaca panas ekstrem ini adalah gerak semu matahari, yaitu pergeseran posisi matahari secara semu yang kini berada di sekitar wilayah Indonesia. Ditambah dengan pengaruh Monsun Australia, udara kering semakin dominan, menyebabkan kelembapan udara turun dan panas terasa lebih menyengat.


    Fenomena ini menciptakan efek seperti “panggang alami” karena panas yang diterima permukaan bumi sulit terdisipasi. Kombinasi suhu global yang meningkat dan perubahan iklim turut memperparah intensitasnya tahun ini.

    “Kondisi ini memang terjadi setiap tahun, tapi tahun ini terasa lebih ekstrem karena suhu global ikut naik,” jelas Guswanto.


    BMKG memprediksi bahwa periode panas ekstrem akan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025. Setelah itu, suhu udara akan mulai menurun seiring dengan datangnya musim hujan.
    Selama periode ini, masyarakat diminta untuk membatasi aktivitas di luar ruangan pada pukul 10.00 hingga 16.00 WIB, yaitu waktu dengan intensitas sinar matahari tertinggi.

    “Gunakan topi, payung, pakaian berwarna terang, dan bawa air minum bila harus beraktivitas di luar rumah,” imbau Guswanto.


    Cuaca panas ekstrem telah berdampak langsung pada berbagai aspek kehidupan. Di sejumlah wilayah, kasus kelelahan, dehidrasi, dan iritasi kulit meningkat, terutama di kalangan pekerja lapangan, pelajar, dan pengemudi transportasi umum. Bahkan, beberapa rumah sakit melaporkan adanya peningkatan kunjungan pasien dengan keluhan pusing, lemas, dan tekanan darah menurun akibat paparan panas berlebih.


    Kelompok lansia, anak-anak, dan ibu hamil menjadi yang paling rentan terhadap kondisi ini, sehingga perlu perlindungan ekstra dan asupan cairan yang cukup.


    5 Fakta Menarik tentang Cuaca Panas Ekstrem 2025

    1. Suhu tertinggi tercatat 37,6°C, menjadikan 2025 sebagai salah satu tahun dengan suhu paling tinggi dalam lima tahun terakhir.

    2. Wilayah paling terdampak: Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT.

    3. Fenomena ini terjadi karena posisi matahari tepat di atas Indonesia, sehingga intensitas sinarnya sangat kuat.

    4. Kelembapan udara turun drastis hingga di bawah 40%, menyebabkan udara terasa lebih kering dan panas lebih menyengat.

    5. Permintaan produk perlindungan kulit dan air mineral meningkat signifikan, terutama di daerah perkotaan seperti Surabaya, Denpasar, dan Kupang.


    BMKG mengimbau masyarakat untuk:

    • Mengonsumsi cukup air minimal 2–3 liter per hari.

    • Menghindari paparan langsung sinar matahari di jam-jam puncak.

    • Menggunakan tabir surya (sunscreen) bila beraktivitas di luar ruangan.

    • Menjaga ventilasi ruangan agar sirkulasi udara tetap baik.

    • Menghindari pembakaran sampah atau aktivitas yang memperburuk kualitas udara.


    Selain itu, BMKG meminta pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan sektor kesehatan dan pendidikan, seperti menyediakan ruang teduh di sekolah dan pos siaga di area publik.


    Fenomena cuaca panas ekstrem ini menjadi pengingat bagi semua pihak tentang pentingnya adaptasi terhadap perubahan iklim dan kesadaran menjaga lingkungan. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, menjaga kesehatan, dan memperbanyak aktivitas positif yang ramah lingkungan.

    Komentar

    Tampilkan