SDN 11 Rappang Ikuti Konferensi Internasional LKLB, Wujudkan Toleransi dalam Pembelajaran Mendalam

SDN 11 Rappang Ikuti Konferensi Internasional LKLB, Wujudkan Toleransi dalam Pembelajaran Mendalam

NARASIRAKYAT --- UPT SDN 11 Rappang terpilih untuk mengikuti International Conference of Cross-Cultural Religious Literacy (LKLB) sekaligus workshop internasional terkait Literasi Keagamaan Lintas Budaya dan Kurikulum Nasional. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan pelatihan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning), sebuah pendekatan yang menekankan pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.

Partisipasi ini bukan hanya prestasi individu, tetapi juga bagian dari ikhtiar bersama dalam membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, toleran, dan berorientasi masa depan. Dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu—seperti Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, IPAS, hingga PJOK—pembelajaran lintas budaya ini diharapkan memperkuat sikap kebhinekaan siswa sejak dini.

Dukungan kolaboratif juga datang dari orang tua murid UPT SDN 11 Rappang serta mitra sekolah SD Kristen Gamaliel Parepare. Kehadiran dua institusi pendidikan berbeda latar belakang ini menjadi simbol nyata bahwa toleransi tidak hanya sekadar diajarkan di kelas, tetapi juga dialami, dirasakan, dan dilaksanakan.

Dalam perspektif LKLB, kompetensi yang ditumbuhkan tidak hanya pengetahuan, tetapi juga mencakup kompetensi pribadi, kompetensi komparatif, serta kompetensi kolaboratif. Dengan demikian, setiap siswa diarahkan untuk mengenal keyakinan sendiri secara lebih mendalam, memahami keyakinan lain dengan bijak, serta membangun kerja sama lintas iman berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal.

Fakta Menarik

1. Partisipasi Global: Guru SDN 11 Rappang ikut serta dalam forum internasional bersama pendidik lintas negara.

2. Kolaborasi Unik: SDN 11 Rappang dan SD Kristen Gamaliel Parepare membangun sinergi pendidikan lintas agama.

3. Implementasi Kurikulum: LKLB diintegrasikan dengan Kurikulum Nasional, termasuk mata pelajaran umum seperti Matematika dan Bahasa Inggris.

4. Pembelajaran Mendalam: Konsep Deep Learning diterapkan untuk menghadirkan pengalaman belajar yang bermakna, bukan sekadar menghafal.

5. Toleransi Nyata: Pesan kuat dari kegiatan ini adalah bahwa toleransi tidak berhenti di teori, tetapi hadir dalam praktik keseharian siswa dan guru.

Dengan semangat literasi lintas budaya dan pembelajaran mendalam, pendidikan di Sidrap membuktikan bahwa kelas bukan hanya ruang untuk menghafal, tetapi ladang untuk menanamkan kebajikan, toleransi, dan cinta kemanusiaan.