![]() |
Gerakan SIPATUOKI’ Inisiatif Bupati untuk Menjangkau Warga Miskin Secara Humanis dan Terukur |
NARASIRAKYAT, Sidenreng Rappang — Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang melalui Dinas Sosial secara resmi memperkuat implementasi Gerakan SIPATUOKI’ (Sidrap Peduli Warga Tidak Mampu & Orang Miskin) sebagai program prioritas penanganan kemiskinan tahun 2025. Gerakan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, dengan leading sector Dinas Sosial, serta melibatkan kolaborasi masif dengan seluruh pilar sosial, pemerintah desa/kelurahan, dan Karang Taruna di 106 wilayah se-Kabupaten Sidrap.
Narasumber Takdir, Kabid Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Sidrap, menjelaskan bahwa Gerakan SIPATUOKI’ merupakan turunan langsung dari program Bupati “Mencari Orang Miskin”, yang dipertegas menjadi gerakan bersama lintas sektor.
“Program dari Pak Bupati Sidenreng Rappang tentang Mencari Orang Miskin kami implementasikan menjadi Gerakan SIPATUOKI’. Ini adalah kolaborasi besar antara Dinas Sosial, pilar-pilar sosial, desa dan kelurahan, serta Karang Taruna Sidrap,” ungkap Takdir.
Gerakan SIPATUOKI’ hadir mengangkat nilai-nilai budaya Sidrap seperti sipatokkong, sipakalebbi, dan sipatuokki’, yang selama ini menjadi fondasi kebersamaan masyarakat. Program ini menegaskan bahwa kepedulian adalah jati diri masyarakat Sidrap.
Gerakan ini bukan sekadar penyaluran bantuan, tetapi pendekatan humanis yang memastikan pemerintah hadir dari rumah ke rumah, mendengar langsung keluhan warga, serta menawarkan solusi konkret—mulai dari kebutuhan dasar, layanan kesehatan, pendidikan, hingga penguatan ekonomi keluarga.
“SIPATUOKI’ lahir dari napas kehidupan masyarakat Sidrap. Tidak ada warga yang boleh berjalan sendirian. Ini bukan hanya program, tetapi gerakan kemanusiaan,” tambah Takdir.
Mengikuti petunjuk Bupati Syaharuddin Alrif, Karang Taruna Sidrap di bawah kepemimpinan Dr. Abdul Jabbar akan terlibat secara aktif dalam pelaksanaan SIPATUOKI’.
Pengurus Karang Taruna yang baru dilantik akan bersama tim Dinsos untuk menjangkau warga, melakukan asesmen lapangan, dan memastikan data warga miskin benar-benar valid.
Salah satu kebijakan penting dalam gerakan ini adalah penandaan rumah penerima bantuan sosial (Bansos) menggunakan pilox bertuliskan besar:
“KELUARGA MISKIN — Penerima BANSOS”
Kebijakan ini diberlakukan untuk:
-
Menjaga transparansi penyaluran Bansos,
-
Menghindari penerima ganda atau tidak tepat sasaran,
-
Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kejujuran dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Takdir menjelaskan:
“Bagi warga yang menolak rumahnya diberi tulisan, dianggap telah graduasi mandiri. Sementara yang menghapus tulisan tersebut dianggap mengundurkan diri sebagai penerima Bansos.”
Tim SIPATUOKI’ juga akan mendampingi warga yang seharusnya sudah graduasi—yaitu keluarga yang kondisi ekonominya sudah meningkat dan tidak lagi layak menerima bantuan—namun masih mencoba bertahan dalam daftar penerima.
5 FAKTA MENARIK GERAKAN SIPATUOKI’
-
Diinisiasi langsung oleh Bupati Sidrap sebagai gerakan jemput bola mencari warga miskin yang belum terdata.
-
Melibatkan 106 desa/kelurahan, menjadikannya salah satu gerakan sosial terbesar di Sidrap.
-
Karang Taruna Sidrap berperan aktif, mendampingi pendataan dan kunjungan rumah ke rumah.
-
Sistem penandaan rumah penerima Bansos adalah metode baru yang memastikan transparansi dan akurasi data kesejahteraan.
-
Berbasis budaya lokal yang menekankan gotong royong dan nilai kemanusiaan khas masyarakat Bugis Sidrap.
SIPATUOKI’ bukan sekadar program, tetapi gerakan hati yang menyatukan pemerintah dan masyarakat untuk memastikan tak ada satu pun warga Sidrap yang tertinggal. Dengan kepedulian, kejujuran, dan kebersamaan, Sidrap membuktikan bahwa kemiskinan bukan takdir—melainkan tantangan yang dapat dikalahkan bersama.










