Karnaval HUT RI Baranti 2025, Santri Ponpes Sehati Tuai Apresiasi! |
NARASIRAKYAT, Sidrap – Untuk pertama kalinya, santri Pesantren Sehati ikut ambil bagian dalam karnaval memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia tingkat Kecamatan Baranti tahun 2025. Kehadiran mereka disambut antusias oleh penonton dan diapresiasi oleh pihak kecamatan.
Dengan penuh semangat, para santri menampilkan kreasi dekorasi mobil dan miniatur Pabrik Beras Sehati yang menjadi kebanggaan pesantren. Tidak hanya itu, mereka juga membawakan puisi bertema “Petani adalah Pahlawan Bangsa”, yang mendapat tepuk tangan meriah dari masyarakat yang menyaksikan.
Menurut pimpinan pesantren, Dr. Wahidin Ar Raffany, langkah ini bukan sekadar partisipasi, tetapi sebuah upaya dakwah kreatif dan wujud nyata kebersamaan. “Kami mendukung penuh kreativitas santri. Karnaval ini bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana pendidikan, dakwah, dan penguatan persaudaraan,” ujarnya.
Pihak yayasan Pesantren Sehati pun turut memberi dukungan penuh terhadap penampilan santri dalam karnaval ini. Dengan fasilitas lengkap dan santri yang datang dari berbagai daerah, Pesantren Sehati terus berkomitmen mencetak generasi berakhlak, berilmu, serta mampu menghidupkan nilai budaya dan nasionalisme.
Kehadiran Pesantren Sehati di panggung karnaval menjadi simbol bahwa pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga wadah kreatifitas, kebudayaan, dan cinta tanah air.
5 Fakta Menarik Karnaval Santri Sehati
-
Debut pertama – Tahun 2025 adalah kali pertama Pesantren Sehati ikut karnaval HUT RI di Kecamatan Baranti.
-
Miniatur pabrik beras – Santri menampilkan kreasi mobil hias dengan miniatur Pabrik Beras Sehati yang menarik perhatian penonton.
-
Puisi untuk petani – Penampilan puisi berjudul “Petani adalah Pahlawan Bangsa” menggugah emosi dan menumbuhkan apresiasi pada petani.
-
Dukungan penuh pesantren – Dr. Wahidin Ar Raffany dan pihak yayasan memberikan dukungan penuh pada kreativitas santri.
-
Apresiasi masyarakat & kecamatan – Penampilan santri mendapat pujian dan apresiasi tinggi dari penonton maupun pemerintah setempat.
"Ketika santri melangkah dengan kreativitas dan semangat kebangsaan, pesantren bukan hanya mendidik generasi berilmu, tetapi juga menanamkan cinta tanah air yang akan terus hidup sepanjang zaman."
