
![]() |
Keren! Santri Muhammadiyah Tampil Layaknya News Anchor Televisi Nasional |
NARASIRAKYAT, Sidrap — Suasana Kemah Tahfidz dan Bahasa VIII Pesantren Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Sulawesi Selatan semakin meriah dengan digelarnya Lomba Baca Berita yang berlangsung di MTsN 2 Sidrap pada Minggu, 14 September 2025. Ajang ini menghadirkan santri dari berbagai pesantren yang tampil bak penyiar televisi profesional, namun tetap membawakan berita dengan sentuhan Islami.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengasah keterampilan public speaking, melatih intonasi serta artikulasi bahasa, sekaligus membentuk generasi komunikator Islami yang siap menghadapi tantangan era digital. Para peserta menunjukkan kemampuan membaca berita dengan gaya penuh percaya diri, bahasa yang jelas, dan ekspresi yang meyakinkan.
Dewan juri berasal dari kalangan praktisi media, dosen komunikasi, hingga pembina pesantren, sehingga penilaian tidak hanya menitikberatkan pada teknis penyampaian berita, tetapi juga pada etika, nilai Islami, serta pesan moral yang disisipkan oleh peserta.
Hadirnya lomba ini sekaligus menjadi bukti bahwa santri bukan hanya ahli dalam bidang tahfidz dan keagamaan, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi modern.
5 Fakta Menarik Lomba Baca Berita Santri
-
Santri tampil ala News Anchor – mengenakan busana rapi dan penuh percaya diri, mereka membacakan berita layaknya pembawa berita televisi nasional.
-
Konten berita Islami – meski bergaya modern, berita yang dibacakan tetap sarat dengan nilai dakwah dan pesan moral.
-
Penilaian multidisiplin – juri menilai dari sisi intonasi, bahasa, penampilan, hingga nilai keislaman.
-
Santri era digital – lomba ini menjadi latihan nyata bagi santri untuk bersaing di dunia komunikasi dan media modern.
-
Antusiasme tinggi – para peserta dan penonton memberikan respon meriah, membuktikan lomba ini mampu menjadi daya tarik utama Kemah Tahfidz VIII.
Lomba baca berita di Kemah Tahfidz VIII ini menegaskan bahwa santri bukan hanya penjaga nilai-nilai agama, tetapi juga komunikator Islami yang mampu menguasai ruang publik modern. Dari podium sederhana di Sidrap, lahir generasi yang siap menyuarakan kebenaran, menyebarkan kedamaian, dan menjaga marwah dakwah melalui media.