![]() |
Mahasiswa UNISAN Sidrap Teliti Efektivitas Pestisida Ramah Lingkungan pada Tanaman Sawi, Langkah Nyata Menuju Pertanian Berkelanjutan |
NARASIRAKYAT, Sidrap, 23 Oktober 2025 — Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Ichsan Sidenreng Rappang (UNISAN SIDRAP) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong inovasi pertanian berkelanjutan. Salah satu mahasiswanya, Bacceriani (NIM PS1122008), angkatan 2022, saat ini tengah melaksanakan penelitian berjudul “Pengendalian Hama Ulat Grayak Menggunakan Pestisida Ramah Lingkungan pada Tanaman Sawi” yang berlokasi di Desa Tepok, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidrap.
Penelitian ini dibimbing oleh dua dosen berpengalaman, Jumardi, S.P., M.Si dan Hardi, S.P., M.Si, dan bertujuan untuk membandingkan efektivitas antara penggunaan pestisida ramah lingkungan dan pestisida berbahan kimia yang selama ini umum digunakan oleh petani di wilayah tersebut.
Bacceriani menjelaskan bahwa penelitian ini berangkat dari keresahan masyarakat tani di desanya yang sering mengalami gagal panen akibat serangan hama ulat grayak (Spodoptera litura) pada tanaman sawi. Hama ini dikenal rakus dan mampu merusak daun tanaman hingga menyebabkan kerugian besar.
“Selama ini petani di Desa Tepok bergantung pada pestisida kimia yang mahal dan berdampak buruk bagi lingkungan. Saya ingin membuktikan bahwa pestisida ramah lingkungan bisa menjadi solusi efektif, lebih murah, dan aman bagi petani serta alam,” ujar Bacceriani saat diwawancarai.
Tahapan penelitian ini dimulai dari pembersihan lahan dan pembuatan bedengan, dilanjutkan dengan penyemaian benih sawi, dan pemindahan tanaman ke lahan utama setelah tumbuh tiga hingga empat helai daun. Perlakuan pestisida dilakukan dengan metode penyemprotan langsung pada daun yang diserang hama.
Dengan masa tanam sawi yang relatif singkat — sekitar 30 hingga 40 hari — Bacceriani memperkirakan hasil awal penelitian dapat diperoleh dalam waktu satu bulan. Parameter yang diamati meliputi penurunan populasi hama, pertumbuhan daun, dan berat panen sawi.
Melalui penelitian ini, diharapkan muncul rekomendasi ilmiah bagi petani lokal untuk beralih dari penggunaan pestisida kimia menuju pestisida ramah lingkungan. Selain lebih murah, jenis pestisida ini juga mudah terurai di alam dan tidak meninggalkan residu berbahaya pada tanaman.
Dosen pembimbing Jumardi, S.P., M.Si menyampaikan apresiasinya terhadap semangat mahasiswa tersebut.
“Kami berharap penelitian seperti ini bisa mengubah pola pikir petani, bahwa pertanian modern bukan hanya soal hasil panen, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem. Hasil penelitian Bacceriani akan menjadi kontribusi penting bagi pengembangan pertanian berkelanjutan di Sidrap,” ungkapnya.
5 Fakta Menarik dari Penelitian Bacceriani
-
Lokasi penelitian di kampung halaman sendiri (Desa Tepok), memungkinkan kolaborasi langsung dengan para petani setempat.
-
Fokus pada hama ulat grayak, salah satu hama paling merusak pada tanaman sawi.
-
Menggunakan pestisida alami yang ramah lingkungan, lebih murah dibanding pestisida kimia (hanya sekitar Rp20.000 per liter).
-
Waktu penelitian singkat – hanya 30 hari, namun berpotensi menghasilkan temuan signifikan.
-
Berorientasi pada perubahan perilaku petani, bukan hanya hasil akademik semata.
Penelitian sederhana namun bermakna ini menunjukkan bahwa perubahan besar dalam dunia pertanian dapat dimulai dari langkah kecil seorang mahasiswa. Dengan semangat ilmiah dan kepedulian terhadap lingkungan, Bacceriani menjadi contoh nyata generasi muda pertanian yang tak hanya berpikir tentang panen, tetapi juga tentang keberlanjutan bumi dan kesejahteraan petani.
“Kalau hasilnya baik, saya ingin pestisida ramah lingkungan ini jadi solusi untuk semua petani di kampung saya,” tutup Bacceriani penuh harap.





